REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin memanfaatkan pidato kenegaraan tahunannya, Kamis, untuk memperingatkan Turki bahwa Kremlin berencana memberlakukan sanksi lebih jauh sebagai hukuman terhadap Ankara atas penembakan pesawat tempur Rusia di dekat perbatasan Suriah-Turki pekan lalu.
Rusia sudah memberlakukan larangan impor beberapa makanan asal Turki sebagai balasan, bagian dari kumpulan sanksi itu, serta menuduh Presiden Turki Tayyip Erdogan dan keluarganya meraup untung atas penyelundupan minyak dari kawasan dikuasai IS di Suriah dan Irak. Turki membantah tuduhan itu.
Namun, pada Kamis, Putin memperjelas rencana Moskow melangkah lebih jauh tanpa menjelaskan lebih lanjut, dengan menggunakan retorika, yang menggarisbawahi kemarahannya terhadap Ankara atas kejadian pada 24 November itu.
"Kami tidak berencana terlibat dalam pamer kekuatan militer," kata Putin di hadapan pendengarnya di Kremlin.
"Namun jika ada yang berpikir bahwa melakukan kejahatan perang mengerikan ini, pembunuhan rakyat kami, bahwa mereka akan terlepas dengan beberapa langkah terkait keterbatasan dalam konstruksi dan sektor lain, mereka salah besar," katanya.