REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dewan eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) pada Senin (30/11) menyetujui masuknya mata uang Cina, yuan, ke dalam Special Drawing Rights (SDR), kelompok mata uang yang bisa digunakan oleh peminjam internasional sebagai alat pembayaran. Dengan penetapan ini, maka mata uang yuan juga bisa digunakan sebagai mata uang cadangan devisa internasional.
"Dewan eksekutif IMF, yang mewakili 188 negara anggota dana, memutuskan bahwa mata uang yuan telah memenuhi seluruh kriteria yang ada," kata IMF dalam sebuah pernyataan setelah menyelesaikan kajian rutin lima tahunan SDR.
Yuan Cina akan dimasukkan dalam SDR sebagai mata uang kelima, bersama dengan dolar AS, euro, yen Jepang dan poundsterling Inggris, mulai 1 Oktober 2016.
Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde, mengatakan, keputusan tersebut menjadi tonggak penting dalam integrasi ekonomi Cina ke dalam sistem keuangan global. "Ini juga merupakan pengakuan atas kemajuan bahwa pemerintah Cina dalam beberapa tahun terakhir telah banyak berbuat dalam mereformasi sistem moneter dan keuangan Cina," ujar Lagarde.
Menurutnya, kelanjutan dan pendalaman upaya-upaya ini akan membawa sistem moneter dan keuangan internasional lebih kuat. "Pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan dan stabilitas Cina serta ekonomi global," ucap Lagarde.
Mata uang yuan akan memiliki bobot 10,92 persen dalam SDR, sedangkan bobot masing-masing mata uang lainnya dalam SDR adalah 41,73 persen untuk dolar AS, 30,93 persen untuk euro, 8,33 persen untuk yen Jepang dan 8,09 persen untuk poundsterling Inggris
"Peluncuran keranjang SDR baru pada 1 Oktober 2016 akan memberikan 'lead time' yang cukup bagi IMF, anggota dan pengguna lain SDR untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ini," kata IMF dalam pernyataan resminya.
IMF mengkaji mata uang dalam keranjang SDR setiap lima tahun, dan penambahan yuan ke keranjang SDR merupakan isu besar untuk penilaian tahun ini. Dimasukkannya yuan ke dalam SDR adalah bagian penting dari reformasi keuangan Cina yang sedang berlangsung.
Untuk memenuhi kriteria IMF, Pemerintah Cina telah melakukan serangkaian reformasi dalam beberapa bulan terakhir, seperti meningkatkan sistem pembentukan nilai tukar asing, membuka pasar obligasi dan valas antar bank-nya, serta meningkatkan transparansi data dengan berlangganan Special Data Dissemination Standard (SDDS) IMF.