Rabu 02 Dec 2015 21:55 WIB

Perusahaan Tambang Pasir Lumajang Dihidupkan Lagi

Rep: Andi Nurroni/ Red: Esthi Maharani
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Kelangkaan pasir bahan beton terjadi di Jawa Timur menyusul moratorium penambangan pasir pascakisruh tambang pasir di Lumajang. Selain terganggunya pemenuhan kebutuhan warga, kelangkaan pasir juga menghambat sejumlah proyek infrastruktur pemerintah.

Merespons kondisi tersebut, Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta 18 perusahaan tambang pasir di Lumajang yang telah mendapatkan izin untuk segera kembali beroperasi.

“Jumlah perusahaan tersebut akan terus bertambah apabila beberapa tambang pasir yang selama ini mati dioperasikan lagi,” ujar Gubernur setelah Pelantikan Wakil Bupati Lumajang di Kantor Gubernur Jawa Timur di Jl Pahlawan, Surabaya, Rabu (2/12).

Soekarwo menjelaskan, sejak 26 September 2015, produksi pasir di Kabupaten Lumajang berhenti karena masalah perizinan. Hal tersebut, menurut dia, mengganggu berbagai proyek di Jawa Timur yang memerlukan pasir beton.

Menurut Soekarwo, mulai tanggal 7 Desember 2015, perusahaan-perusahaan tambang pasir tersebut akan mulai beroperasi lagi guna memenuhi kebutuhan pasir.

“Diharapkan pertengahan Desember 2015, seluruh proyek di Jawa Timur bisa terpenuhi alur distribusi pasirnya,” ujar dia.

Soekarwo melaporkan, sejumlah proyek infrastruktur yang terhenti pengerjaannya akibat kelangkaan pasir beton, di antaranya ruas jalan tol Gempol-Pasuruan, Surabaya-Mojokerto, dan Mojokerto-kertosono.

Selain itu, kata dia, proyek pemerintah yang terganggu di antaranya adalah Jalur Lintas Selatan (JLS) yang menghubungkan Banyuwangi dan Lumajang. Selain itu, ia menambahkan, proyek yang turut tenganggu adalah peninggian jalan di Kabupaten Bangkalan.

Soekarwo menjelaskan, pasir beton Lumajang yang berasal dari Gunung Semeru berbeda dengan pasir lain di wilayah Jawa Timur, seperti Gunung Kelud dan Merapi. Pasir beton gunung Semeru, kata dia, paling cocok untuk bahan beton.

“Pasir beton dari Kabupaten Lumajang menjadi pasokan utama beberapa proyek, dimana digunakan untuk tiang penyangga utama,  paku bumi, pilar bangunan, dan untuk pembuatan jalan,“ kata Soekarwo.

Sementara itu, Kepala Dinas PU  Bina Marga Jawa Timur Supaad mengatakan, dua dari tiga proyek JLS bernilai Rp 220 miliar, terpaksa dihentikan karena berhentinya pasokan pasir beton dari Lumajang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement