Kamis 03 Dec 2015 19:44 WIB

Jalur Pendakian Merapi Dibuka Kembali

Rep: Edy Setiyoko/ Red: Yudha Manggala P Putra
Merapi
Foto: Antara
Merapi

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Bencana kebakaran hutan Gunung Merapi dan Merbabu sudah berlalu. Kini, puncak gunung teraktif di dunia itu dalam kondisi aman untuk kegiatan pendakian. Itu sebabnya, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM) kembali membuka jalur pendakian.

''Gunung Merapi paska kebakaran sudah aman untuk kegiatan pendakian dari Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali,'' kata Wahid Adi Wibowo,anggota staf Pengendali Ekosistem BTNGM Resort Selo, Rabu (3/12).

Menurut Wahid, jalur pendakian Gunung Merapi sempat ditutup mulai 2-30 November. Ini dilakukan setelah terjadi bencana kebakaran hutan pada 1-3 November. Penutupan dilakukan untuk menghindari adanya korban jiwa, dan mempermudah petugas memadamkan api.

Larangan pendaki naik ke Gunung Merapi sudah berakhir. Mulai saat ini, jalur pendakian kembali dibuka untuk umum.

Wahid mengatakan, hari pertama pembukaan jalur pendakian Gunung Merapi masih sepi pengunjung. Paling, Gunung Merapi ramai dipadati pengunjung pada akhir pekan, setiap Jumat malam dan Sabtu malam. Dan, diperkirakan bakal membludak pendaki saat perayaan akhir tahun dan tahun baru. Jikalau hari biasa, seperti sekarang, paling pengunjung hanya sampai ke New Selo. Malah, sebagian besar tidak sampai naik.

Seperti diketahui, BTNGM lebih memperketat pendaki yang akan naik ke Gunung Merapi pasca terjadi kebakaran hutan. Waktu itu, pendaki dilarang menyalakan api unggun. Untuk perapian untuk mengusir hawa dingin, harus menggunakan kompor khusus. Hal itu dilakukan agar kebakaran hutan tidak kembali terulang.

Berdasar catatan BTNGM, hutan Gunung Merapi yang terbakar seluas 23 hektare. Hingga saat ini masih belum diperbaiki. Perbaikan hutan sudah diusulkan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem.

Reboisasi kawasan Gunung Merapi, menurut Wahid, kemungkinan besar baru bisa dilakukan pada tahun depan. ''Kami masih menunggu persetujuan dari pusat,'' tambahnya.

Kepala BTNGM Resort Selo Boyolali, Suwignyo, menambahkan, meski jalur pendakian kembali dibuka, larangan pendaki sampai naik ke puncak Gunung Merapi tetap diberlakukan. Pendaki hanya boleh sampai ke Pasar Bubrah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement