Jumat 04 Dec 2015 04:23 WIB

Akses Pendidikan Jadi Perhatian Masyarakat

Rep: C13/ Red: Winda Destiana Putri
Program pendidikan Sekolah Sehat Indonesia (Sehati)
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Program pendidikan Sekolah Sehat Indonesia (Sehati)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Platform Kawal Pendidikan telah menggalang sejumlah aspirasi baik harapan maupun dukungan terhadap kebijakan pendidikan. Salah satu yang paling diperhatikan masyarakat adalah masalah akses pendidikan.

"Masalah akses paling diperhatikan oleh masyarakat sipil berdasarkan dukungan dan harapan mereka dalam platform itu," ungkap Pemerhati Pendidikan dari Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Doni Koesoema dalam rangka Laporan dan Analisis Harapan Masyarakat atas Kebijakan Pendidikan di Gedung A, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Kamis (3/12).

Doni menjelaskan, mereka mengharapkan agar akses pendidikan masyarakat miskin dan daerah terpencil bisa diperbaiki.

Hal ini karena banyak peserta didik yang terkendala dalam pendidikan akibat kemiskinan maupun sulitnya letak geografis seperti anak-anak di daerah terpencil Papua. Menurut dia, hal-hal inilah yang harus dipahami pemerintah pusat maupun daerah dalam membangun pendidikan di daerah pinggiran.

Menurut Doni, masyarakat memilih anggaran pendidikan agar lebih diberdayakan pada Sumber Daya Manusia (SDM) dan proses pembelajarnnya.

"Dibandingkan untuk pembiayaan bangunan," ungkap Doni. Kondisi ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin paham ihwal keinginan lebih meningkatkan SDM-nya.

Selain itu, dalam platform itu juga banyak masyarakat yang mengeluhkan kualitas guru. Mereka menilai sebagian guru di Indonesia kurang berkompeten.

 Doni juga berpendapat hal serupa ihwal kualitas guru Indonesia selama ini. Kualitas guru belum terlalu memuaskan jika melihat hasil Uji Kompetensi Guru (UKG).

"Untuk itu, menjadi guru saat ini jelas berat. Sudah setiap tahun banyak ujian dan banyak tuntutan pula," kata Doni.

Mengetahui kondisi itu, Doni mengatakan, memang perlu ada pembinaan dari pemerintah pusat dan daerah.

"Pemerintah pusat perlu memberi prioritas peningkatan kualiats dari sisi manusianya. Ini sesuai dengan nilai luhur Pancasila" terang dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement