Jumat 04 Dec 2015 11:20 WIB

Kosakata Bahasa Daerah Masih Terbatas untuk Sesuai Standar Alquran

Rep: amri Amrullah/ Red: Joko Sadewo
Alquran
Foto: Reuters
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA - Alquran terjemahan berbahasa daerah harus mampu mengatasi keterbatasan kosakata dari bahasa daerah. Karena hal itu bisa mendistorsi pesan Alquran sebenarnya sesuai dengan teks aslinya.

Rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Akhsin Sakho mengatakan bahasa Arab dalam Alquran memiliki kosakata yang sangat kaya dan luas cakupannya. Keluasan kosakata Alquran ini seringkali mengakibat distorsi pesan ketika diterjemahkan ke dalam bahasa lain.

Karena itu Akhsin mengingatkan agar Alquran terjemahan berbahasa daerah harus memperhatikan hal ini. "Banyak kosa kata dari beberapa daerah yang masih terbatas, sehingga ini bisa mengakibatkan pesan yang disampaikan Alquran tidak sama," katanya kepada Republika.co.id, Jumat (4/12).

Sakho menjelaskan Alquran menjelaskan berbagai macam persoalan mulai dunia yang bahkan beberapa makna kata yang sama tapi berbeda secara penggunaan. Inilah menurut dia yang harus diperhatikan agar terjemahan tersebut tidak menimbulkan distorsi ketika menggunakan bahasa daerah.

Walaupun diakui dia tidak semua bahasa daerah memiliki keterbatasan kosakata. Ada beberapa bahasa daerah yang sudah teruji dalam perjalanan sejarah memiliki peran besar dalam menerjemahkan Alquran, sebelum adanya bahasa Indonesia, seperti bahasa Jawa, Sunda, dan Melayu. Karena itu, ia mengusulkan kehati-hatian memilih bahasa ini penting dalam Alquran terjemahan bahasa daerah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement