REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ketegangan yang terus meningkat di kawasan Laut Cina Selatan membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) semakin meningkatkan pengamanan. Salah satu wilayah Indonesia yang berada di kawasan rawan konflik itu adalah Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau.
Kepulauan Natuna yang merupakan wilayah terluar dan berada di bawah Kodam I Bukit Barisan, membuat para prajurit harus selalu waspada dan mengawasi segala kemungkinan intervensi atau ancaman asing.
"Untuk memperkuat keamanan di kawasan tersebut, Kodam I Bukit Barisan telah mengirimkan dua kompi pasukan Raider ke kawasan tersebut," kata Panglima Kodam I Bukit Barisan, Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Sabtu (5/12).
Selain itu, Lodewyk mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan) juga akan membangun berbagai fasilitas, sarana dan prasarana di Kepulauan Natuna. Salah satunya, dengan memperpanjang dermaga dan landasan pacu pangkalan militer di kepulauan Natuna. Hal ini, lanjut dia, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pengawasan dan memperkuat pengamanan dari udara maupun laut.
Pemerintah pun, kata Lodewyk, juga berencana membangun satu batalyon raider yang memiliki kemampuan khusus rawa dan laut. "Saya telah diperintahkan Menteri Pertahanan untuk mencari lahan seluas 200 hektare untuk kita dirikan batalyon tersebut," ujarnya.
Lodewyk mengatakan, Kepulauan Natuna serta daerah lainnya yang berbatasan dengan negara lain adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang harus dijaga ketat. Oleh karena itu, upaya pengamanan terus dilakukan termasuk dengan menambah prajurit TNI di wilayah-wilayah tersebut.