Senin 07 Dec 2015 08:18 WIB

Jelang Pilkada, Masyarakat Harus Waspadai Uang Palsu

Aparat kepolisian menunjukkan barang bukti uang palsu pecahan Rp 100 ribu yang banyak beredar .
Foto: Antara/Risky Andrianto
Aparat kepolisian menunjukkan barang bukti uang palsu pecahan Rp 100 ribu yang banyak beredar .

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Tengggara (Sultra) mengimbau masyarakat agar mewaspadai peredaran uang palsu menjelang pemilihan kepala daerah secara serentak, Rabu (9/12).  "Pada setiap menjelang pilkada, isu politik uang yang disebut 'serangan fajar' sering kita dengar dan itu memungkinkan menjadi ruang bagi peredaran uang palsu," kata Deputi Bidang Moneter dan Pembayaran BI Perwakilan Sultra Bachtiar di Kendari, Senin (7/12).

Ia mengatakan mereka yang menjadi korban dari peredaran uang palsu selalu masyarakat kecil atau pedagang di pasar-pasar tradisional yang tidak bisa membedakan uang palsu dengan uang asli.

Oleh karena itu, dia mengatakan, menjelang hari H penyelenggaraan Pilkada yang tinggal tiga hari lagi, di mana para tim sukses berusaha merebut suara rakyat dengan membeli suara, maka masyarakat harus waspada dengan uang yang diterima. Menurutnya, masyarakat harus lebih berhati-hati dengan peredaran uang palsu menjelang pilkada ini, karena boleh jadi para tim sukses menghalalkan segala cara untuk memenangi Pilkada dengan membeli suara menggunakan uang palsu.

Menurut Bachtiar, BI sudah beberapa kali melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengetahuan membedakan uang palsu dari uang asli. "Kita harapkan dengan mengetahui ciri-ciri uang asli yang berbeda dengan uang palsu, masyarakat tidak menjadi korban dari peredaran uang palsu," katanya.

Ia mengatakan sampai awal nDesember 2015, uang palsu yang ditemukan beredar di masyarakat tercatat 325 lembar. Jumlah tersebut, kata dia, lebih kecil dibandingkan dengan peredaran uang palsu pada 2014 yang mencapai tiga ribuan lembar. "Uang paslu yang ditemukan beredar di tengah masyarakat tersebut seluruhnya uang pecahan Rp 100 ribu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement