REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) Kabupaten Lebak, Banten, melakukan pencegahan paham ISIS melalui tim terpadu penanganan konflik sosial di tingkat kecamatan. Kepala Kantor Kesbanglinmas Yusuf mengatakan, tim terpadu itu diharapkan dapat mendeteksi konflik sosial ekonomi, termasuk paham radikalisme ISIS.
Yusuf menyebut tim terpadu penanganan konflik sosial tersebut sudah terbentuk di 28 kecamatan dengan dipimpin camat setempat. Sedangkan, wakilnya dari unsur Kapolsek, Danramil, serta anggotanya anggota Polri dan TNI, desa/kelurahan. Tim terpadu itu dapat mendeteksi di tingkat kecamatan menyangkut persoalan masalah sosial, ekonomi, dan ajaran sesat hingga radikalisme ISIS.
Menurutnya, wilayah Kabupaten Lebak terluas di Provinsi Banten juga masuk kategori rawan disusupi oleh paham-paham radikalisme juga ajaran sesat. "Wilayah Lebak bagian selatan yang perbatasan dengan Sukabumi, Jawa Barat, patut diwaspadai. Belum lama ini, ada empat warga Lebak bagian selatan yang diduga anggota radikalisme ISIS, tapi telah membuat pernyataan keluar dari ISIS," ujarnya, Ahad (6/12).
Pernyataan keluar dari anggota ISIS itu disaksikan oleh Kapolres, Kejaksaan, MUI, Kesbanglinmas, dan pemuka agama. "Kami berharap, tim terpadu ini bisa mencegah paham radikal agar tidak berkembang di masyarakat," katanya.