REPUBLIKA.CO.ID, KAROR LAL ESAN -- Kerabat Tashfeen Malik, warga Pakistan yang terlibat dalam penembakan massal di San Bernardino, California pada Ahad (6/12) mengaku malu atas kejahatan yang dilakukan keluarganya itu.
Perempuan tersebut oleh bekas teman-teman sekolah dan gurunya digambarkan sebagai siswa yang pendiam dan religius. Tashfeen Malik (27) dan suaminya Syed Farook (28) menembak mati 14 orang di sebuah pusat pelayanan sosial di San Bernardino pada Rabu lalu. Aksi itu dipuji oleh kelompok bersenjata ISIS dengan mengatakan pasangan tersebut merupakan tentara khalifah.
"Kami malu dan terkejut atas tindakan keponakan kami. Mengapa ia melakukan sesuatu yang sangat mengerikan? Kami sulit percaya," kata paman Tashfeen, Malik Ahmed Ali Aulakh.
Menurut pamannya yang merupakan mantan menteri provinsi itu, Tashfeen dilahirkan di desa Karor Lal Esan di pusat Provinsi Punjab namun kemudian pindah ke Arab Saudi pada 1989.
Ayah Tashfeen, Gulzar Malik yang seorang insinyur telah berpisah dari keluarga dan tidak pernah datang kembali bahkan untuk menghadiri pernikahan keluarga dekat, kata Aulakh. Pernyataan itu dibenarkan oleh seorang paman Tashfeen lainnya, Malik Omar Ali Aulakh.
"Kami tidak berhubungan dengan keluarga Gulzar dan ia menghindari kontak dengan kami," ujarnya.
Pada Sabtu, agen intelijen Pakistan telah menggeledah rumah kedua keluarga Tashfeen di kota Multan, sekitar 200 kilometer sebelah barat laut desa leluhur mereka, namun tidak membuahkan hasil.
Seorang reporter AFP pada Ahad sore melihat seorang perempuan mengenakan cadar hitam dan sweter hijau dan seorang lelaki berjanggut pergi meninggalkan rumah berlantai dua bercat merah muda, di sebuah lingkungan perumahan menengah, dengan membawa barang bawaan mereka.
"Perempuan itu adalah keluarga Gulzar Ahmed Malik sedangkan lelaki yang bersamanya adalah paman dari pihak ibu. Mereka tinggal di rumah ini dan sekarang mereka sudah pergi ke suatu tempat. Saya tidak tahu ke mana mereka pergi," ujar Zulfiqar, salah seorang warga wilayah tersebut.
Baca: Jepang Luncurkan Unit Informasi Antiterorisme