Selasa 08 Dec 2015 01:31 WIB
Nota Pembelaan Setya Novanto

Setya Novanto Sebut Opini 'Praduga Bersalah' Mengorbankan Nama Baiknya

Rep: C27/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua DPR Setya Novanto usai mengikuti Sidang perkara dugaan pelanggaran kode etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senanyan, Jakarta, Senin (7/12).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua DPR Setya Novanto usai mengikuti Sidang perkara dugaan pelanggaran kode etik Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) secara tertutup di Kompleks Parlemen, Senanyan, Jakarta, Senin (7/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah menyelenggarakan dua kali sidang, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) akhirnya memanggil Ketua DPR RI Setya Novanto untuk dimintai keterangan. Dalam nota pembelaan, Setya Novanto meminta anggota MKD tegas menegakan ketertiban hukum pada acara.

"Tertib atas persoalan yang berkaitan dengan legal standing dan bukti-bukti formal yang disampaikan Saudara Pengadu," ujar Setya Novanto dalam nota yang diterima Republika.co.id, Senin (7/12).

Ia menjelaskan, dengan MKD menegakkan tata beracara akan membuat presepsi yang dibangun oleh publik dapat diluruskan. Terlebih lagi Indonesia merupakan negara dengan berdasarkan hukum.

"Saya merasa upaya pembentukan opini "praduga bersalah" terhadap saya itu sudah mengorbankan dan merusak nama baik sebagai pribadi maupun anggota DPR RI," kata Novanto.

Sebelumnya, MKD sudah memutuskan sidang dapat terbuka untuk publik, hanya saja Novanto meminta tertutup. Menurut Wakil Ketua MKD Junimart Girsang hingga berdebat selama 30 menit untuk akhirnya memutuskan sidang tertutup.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement