REPUBLIKA.CO.ID, Kandidat calon presiden AS Donald Trump melontarkan pernyataan yang melarang umat muslim memasuki Amerika Serikat (AS). Pernyataan Trump ini sontak menuai komentar dari para netizen di berbagai belahan dunia. Termasuk diantaranya mereka yang berprofesi sebagai pengusaha dan pebisnis.
Seperti dilansir Associated Press (AP), sebanyak 60 persen netizen yang mereka wawancarai menilai pernyataan Trump tersebut berdasarkan informasi yang salah. Bahkan, diantara mereka meyakini bahwa mayoritas masyarakat AS tidak sepakat dengan Trump dan menganggap Trump sebagai orang gila.
"Saya merasa bahwa pernyataan Trump memalukan. Saya yakin mayoritas masyarakat AS tidak sepakat dengan hal tersebut karena tidak mewakili nilai-nilai Amerika," ujar Pengusaha Keturunan Palestina, Usamah Sallah, yang mengaku telah menetap 14 tahun di AS.
Sallah pun menanyakan balik jika seandainya warga Arab dan negara muslim lainnya memutuskan untuk melarang warga AS memasuki negara mereka.
Seorang pemilik kedai kopi di Baghdad, Aasim Salman (47 tahun) pernah berkunjung ke AS selama dua kali dan tidak terjadi apapun. Dia sangat menikmati kunjungannya.
"Saya mengunjungi toko kopi di AS dan melihat warga AS ramah. Saya tidak melihat adanya perbedaan, tetapi mengapa Trump memecah belah kita. Saya yakin rakyat AS akan menghukumnya dengan tidak memilihnya," ujar dia.
Seorang konsultan bisnis Palestina-AS Sam Bahour mengatakana pernyataan Trump memalukan dan tak masuk akal. "Reaksi ini akan menjadi musuh umat muslim. Komunitas mulsim paham bahwa rasisme memang melekat di beberapa daerah AS," kata dia.