Rabu 09 Dec 2015 14:35 WIB
Pilkada Serentak

Sebagian Warga Medan tak Mencoblos karena Trauma Salah Pilih

Rep: Issha Harruma/ Red: Nur Aini
Petugas KPPS mengenakan busana etnik Tionghoa pada pelaksanaan Pilkada Kota Medan, di TPS 9, Kelurahan Sukaramai II, Kecamatan Medan Area, Medan, Sumatera Utara, Rabu (12/9).
Foto: Antara/Irsan Mulyadi
Petugas KPPS mengenakan busana etnik Tionghoa pada pelaksanaan Pilkada Kota Medan, di TPS 9, Kelurahan Sukaramai II, Kecamatan Medan Area, Medan, Sumatera Utara, Rabu (12/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pilkada serentak di Medan, Rabu (9/12) tak disambut semua warga dengan antusias. Menjelang waktu pemungutan suara berakhir, sejumlah TPS masih tampak sepi.

Aktivitas di pasar juga masih berjalan normal pada libur nasional ini. Di Pasar Petisah, hanya sekitar sepuluh persen dari 2.000-an pedagang yang tidak berjualan.

Sejumlah pedagang mengaku sengaja tidak ikut mencoblos. "Nggak (mencoblos), jualan dululah," kata salah satu pedagang sayur di Pasar Petisah, Cut Nurmala.

Saat ditanya alasannya tidak memilih, Nurmala mengaku kecewa dengan pilihan yang pernah dibuatnya. Ia mengatakan, tidak ingin kembali dikecewakan dengan pilihannya.

"Malas milihnya, sudah capek. Nanti dua minggu terpilih masuk penjara dia, tiga minggu masuk penjara lagi. Jadi udah malas milihnya," ujar perempuan berjilbab itu.

Pedagang lainnya, S Marbun, mengaku tidak ikut memilih karena menurut penilaiannya tidak ada kandidat yang berkarakter bagus. Senada dengan Nurmala, ia juga khawatir pengalaman di Pilkada sebelumnya kembali terulang.

"Tidak ada karakter yang bagus. Sudah terpilih tidak becus, malah nantinya menyusahkan masyarakat. Cuma janji. Bagus nggak usah milih," kata S Marbun.

Dua Wali Kota Medan, Abdillah dan Rahudman Harahap memang tersandung kasus korupsi saat masih menjabat. Kasus ini kemudian menyebabkan keduanya harus mendekam di dalam bui.

Begitu pula dua Gubernur Sumut, Syamsul Arifin dan Gatot Pujo Nugroho. Kepala daerah dan mantan kepala daerah lain di Sumut juga diketahui terjerat kasus korupsi.

Dalam Pilkada kota Medan, Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution dan Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma bersaing memperebutkan 1.985.096 suara pemilih yang terdata dalam DPT.

Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution diusung PDIP, Golkar, Nasdem, PKS, PKPI, PAN dan PBB. Sementara Ramadhan Pohan-Eddie Kusuma didukung Partai Demokrat, Gerindra, dan Hanura. Dzulmi Eldin merupakan calon petahana karena sebelumnya dia menjabat Wali Kota Medan. Sementara Ramadhan Pohan adalah mantan anggota DPR yang juga elite Partai Demokrat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement