REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setidaknya ada lima artis yang mencalonkan diri dalam Pilkada Serentak 2015. Mereka adalah Pasha Ungu, Miing, Helmy Yahya, Zumi Zola, dan Maya Rumantir.
Namun, fakta menarik berdasarkan berdasarkan hasil hitung cepat yang dilakukan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Network, dua di antara kelima artis tersebut ternyata lebih mudah menang dibandingkan kandidat lainnya.
“Dari 21 daerah yang dilakukan quick count, ada dua di antaranya yang ternyata yang menjadi pemenang adalah berasal dari unsur artis, jadi image artis lebih kuat dari pada image-image yang lain,” kata peneliti LSI Network, Ardian Sopa kepada Republika.co.id, Kamis (10/12)
Kedua artis tersebut adalah Zumi Zola dan Sigit Purnomo atau lebih dikenal dengan Pasha Ungu. Zumi Zola yang berpasangan dengan Fachori Umar menang sebagai gubernur di Provinsi Jambi. Sementara, Pasha Ungu yang digandeng oleh Hidayat menang sebagai Wakil Bupati Palu, Provinsi Selawesi Tengah.
Hasil hitung cepat tersebut menunjukkan, pasangan Zumi Zola-Fachori Umar mendapatkan hasil hitung cepat sebesar 59.18 persen. Sedangkan pasangan Hidayat-Sigit Purnomo (Pasha Ungu) menang dengan hasil 37.83 persen.
Menurut analisis Ardian, Zumi Zola bisa memenangkan pemilihan tersebut selain karena seorang artis, dia adalah anak dari mantan Gubernur Jambi dan mempunyai track record yang lumayan baik. Bahkan, Zumi Zola juga pernah menjadi Bupati di Tanjung Jabung Timur selama satu periode.
Analisis terhadap artis Pasha Ungu, Ardian menejelaskan bahwa Pasha bisa menang dalam pemilihan tersebut, selain karena seorang artis Pasha juga bisa memilih posisi yang tepat Sebagai Wakil Bupati Palu. “Bagusnya dia juga memilih posisi 02, sehingga dari artis dia tidak bisa langsung menjadi nomor satu. Tapi dia bisa mendampingi Kabid di provinsi Sulawesi Tengah, sehingga menjadi pembelajaran dulu buat Pasha Ungu,” katanya.
Menurut Ardian, secara umum terdapat beberapa alasan mengapa artis lebih mudah menang dalam Pilkada Serentak 2015. Diantaranya karena artis lebih mempunyai modal utama dibandingkan calon-calon lainnya. (Baca: Partisipasi Rendah Karena Sosialisasi Pilkada Kurang).
“Mereka punya modal yaitu popularitas, dan tinggal menambah aspek-aspek yang lain. Hal ini berbeda dengan kandidat lain yang bukan artis, popularitasnya harus ditingkatkan dan ditambah dengan modal-modal yang lain,” kata Ardian.