Sabtu 12 Dec 2015 21:34 WIB

'Tak Perlu Lokalisasi untuk Cegah Praktek Prostitusi'

Rep: C39/ Red: Bayu Hermawan
Djarot Saiful Hidayat
Foto: ANTARA FOTO/Fanny Kusumawardhani
Djarot Saiful Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarkta, Djarot Saiful Hidayat tak sepakat perlunya dibangun lokalisasi, untuk menekan praktik prostitusi di Ibu Kota. Ia menilai ada tidaknya lokalisasi tak menjamin praktik prostitusi tak lagi marak.

"Perlu ada lokalisasi maksudnya? No, no. Nggak dilokalisasi lokasinya saja sudah banyak. Tidak menjamin juga," katanya kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (12/12).

Terkait praktek prostitusi yang banyak terjadi diperhotelan, Djarot juga tidak mampu berbuat apa-apa untuk mengatasinya. Ia juga mengatakan tidak bisa membuat larangan agar tamu yang menginap dengan pasangan wajib menunjukan buku nikah.

"Ya kepolisian dong, yang masuk dalam humman trafficking masuk ke kepolisian. Masa di hotel bintang 5 masa ditanya harus bawa surat kawin, lah nanti kabur semua tamu-tamunya," jelasnya.

Dalam kasus prostitusi artis tersebut, artis NM dan MR sempat diisukan tidak direhabilitasi karena alasan panti sedang direhabilitasi. Namun, Djarot membantahnya. "Bukan apa-apa, sebab kalau di situ akan mengganggu. Iya dong, Anda (wartawan) pasti ke situ semua," ucapnya.

Seperti diketahui praktik prostitusi kembali marak, pascaterbongkarnya prostitusi di kalangan artis, di sebuah hotel mewah di kawasan Jakarta Pusat. Pada Kamis (10/12) malam kemarin, Polri menangkap dua orang yang diduga menjadi mucikari artis, serta dua orang artis berinisial NM dan PR.

(Baca: Ini Kronologi Terungkapnya Prostitusi Artis NM dan PR)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement