REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Di Bekasi semakin marak terjadinya kasus pencurian sepeda motor (curanmor).
Lokasi pemukiman dan perbelanjaan seperti minimarket, menjadi salah satu sasaran empuk para perampok mengincar target curian. Sebab, kedua lokasi tersebut dinilai sebagai tempat yang memiliki pengamanan yang kurang.
Namun, lokasi yang cukup sepi dan penerangan yang tidak memadai menjadi faktor rawannya terjadi curanmor dengan kekerasan. Seperti kejadian beberapa waktu lalu yang menimpa seorang karyawati di Kecamatan Rawalumbu.
Korban melintas di sebuah gang yang cukup sepi pada petang hari. Tidak ada yang menyangka jika pada waktu yang terbilang masih cukup aman berkendara seorang diri itu, akan ada perampok yang mengincar korban. Padahal, tidak jauh dari sana banyak keramaian dan pedagang di pinggir jalan.
Seorang pengguna sepeda motor, Syahrul (35 tahun) mengaku cukup khawatir dengan maraknya kasus pencurian motor. Apalagi kasus pencurian motor dengan kekerasan.
"Kalau pulang malam, lewat jalan Transyogi itu kan agak gelap gitu. Disitu kan rawan," kata Syahrul yang merupakan warga Kecamatan Jatisampurna ini.
Pendapat yang sama juga diutarakan oleh Alex (32 tahun) yang merupakan warga Kecamatan Rawa Lumbu. Adanya perampokan dengan kekerasan terhadap seorang karyawati di daerah tempat tinggalnya, membuktikan bahwa saat ini tidak ada lokasi yang cukup aman untuk berkendara seorang diri.
"Padahal nggak jauh dari daerah situ ada banyak pedagang. Tapi masih ada aja yang berani begal," katanya.
Menanggapi hal ini, Kepala Unit Pencurian Kendaraan Bermotor (Kanit Ranmor) Inspektur Satu Nuryasin menjelaskan, saat ini tindak kejahatan yang paling banyak terjadi di Kota Bekasi adalah pencurian sepeda motor.
Target lokasi pencurian kendaraan bermotor khususnya roda dua, kata Nuryasin, tidak selalu di tempat tertentu seperti lokasi berpenerangan minim. Dari segi waktu juga tidak selalu pada malam hari menjelang tengah malam.
"Yang jelas, kita antisipasi tempat-tempat kumpulnya anak-anak muda, lokasi perbelanjaan, di jam-jam rawan masih buka pada malam hari,"kata Iptu Nuryasin.
Untuk tempat di penerangan jalan yang minim, kata Nuryasin, biasanya bukan sekedar pencurian motor, tapi juga begal. Sementara lokasi pemukiman yang banyak menjadi target incaran pelaku curanmor adalah daerah yang banyak memiliki rumah kontrakan.
"Disana kan pengamanannya kurang terjaga. Motor ditaruh di teras karena tidak muat masuk ruangan," jelasnya.
Menurut Nuryasin, motif pelaku mencuri kendaraan bermotor tidak semata-mata faktor ekonomi. Saat ini trendnya, yaitu pemuda yang mencuri untuk berfoya-foya. Kecuali, kelompok begal asal Lampung yang kebanyakan merupakan 'pemain' lama.
"Kalau kelompok lampung bukan karena faktor ekonomi, karena profesinya. Anak-anak muda biasanya untuk balapan liar, untuk foya-foya, minum-minum, untuk tren saja. Ada sekitar 70 persen yang motifnya seperti itu," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sub Bagian Humas Polresta Bekasi Kota Inspektur Satu Puji Astuti menambahkan, selain kontrakan, daerah pertokoan atau perbelanjaan juga termasuk sering menjadi target pencurian kendaraan roda dua.
"Daerah pertokoan seperti minimarket juga sering jadi incaran," kata Iptu Puji Astuti.
Menurut Puji, selain lokasi yang memiliki pengamanan yang kurang, lokasi dengan penerangan jalan yang remang juga rawan akan tindak kejahatan dan pencurian sepeda motor.
"Penerangan jalan kurang jadi lokasi banyak terjadi macam-macam kejahatan, tidak hanya ranmor saja. Anak-anak muda sekarang pilih nongkrong di tempat gelap, nanti ada penodongan dan pencurian," ujar Puji.
Akibatnya, setiap harinya terdapat 5 hingga 6 kasus curanmor di Kota Bekasi. Namun, jumlah tersebut fluktuatif setiap harinya. "Itu paling banyak dalam sehari bisa sampai setiap polsek ada curanmor, cuma tidak kontinyu," imbuh Puji.
Untuk pencegahannya, lanjut Puji, pihak kepolisian selalu memberikan himbauan kepada masyarakat agar mengunci ganda sepeda motor baik di lokasi tempat tinggal maupun di lokasi pertokoan dan perbelanjaan.
"Kita pasang himbauan dalam bentuk spanduk, lalu berikan penyuluhan ke RT RW setempat, bekerja sama dengan babinkamtibmas. Lalu sekarang ada cctv juga di pertokoan biar aktivitas dari konsumen bisa dipantau," jelas Puji.
Penyuluhan tersebut juga dilakukan dengan diskusi aktif antara kedua belah pihak. "Sehingga masyarakat juga bisa menyampaikan aspirasi mereka terkait keamanan lingkungan mereka," tandasnya.