REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal mengharapkan penentuan arah kiblat masjid tidak melahirkan masalah dan tidak ricuh.
"Yang penting jangan ribut-ribut dan melahirkan kericuhan," ujar Wali Kota Banda Aceh Hj Illiza Saaduddin Djamal pada pertemuan ulama membahas masalah hisab dan rukyah arah kiblat masjid di Asrama Haji, Banda Aceh, Senin (14/12).
Pertemuan tersebut dihadiri para ulama, unsur Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), pimpinan dayah atau pesantren, para imam masjid dan tokoh agama se-Kota Banda Aceh.
Menurut Illiza, penentuan arah kiblat masjid yang tepat menghadap Ka'bah merupakan hal yang penting untuk dikaji. Karena itu, segala persoalan yang menyangkut hal tersebut wajib disikapi dan diselesaikan dengan bijak dan arif serta mengedepankan akhlakul karimah.
Terkait perselisihan penentuan arah kiblat di sejumlah masjid, ia menyebut hal tersebut terjadi karena banyak pihak yang berbicara tanpa mengusai ilmu.
"Ini ujian bagi kita semua. Selesaikan dengan akhlakul jariah. Yang penting jangan ribut-ribut. Dalam hal ini, peran ulama sangat dibutuhkan, dan merekalah yang seharusnya kita dengar," kata Illiza.
Ia mengatakan, sebagai daerah yang menerapkan syariat Islam, Banda Aceh seharusnya pula dapat menjadi contoh bagi daerah lain. Selain itu, Illiza mengharapkan pertemuan para ulama tersebut dapat menghasilkan suatu rekomendasi untuk selanjutnya diteruskan kepada seluruh masjid yang ada di Banda Aceh.
"Rekomendasi tersebut hendaknya menjadi acuan bagi para imam masjid, tengku imam, atau pengurus masjid dalam menyelesaikan persoalan penentuan arah kiblat," katanya.