REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo menjamin para prajurit memiliki loyalitas yang tinggi pada negara dan hanya patuh pada satu komando.
Ia menyatakan, TNI telah belajar dari pengalaman lalu sehingga tak akan kembali berpolitik. Sebab, saat terjun dalam politik praktis, TNI justru terpecah-belah.
"Berdasarkan pengalaman, TNI bisa berada pada titik nadir karena terlibat dalam politik praktis. Kami tidak mau mengulangi hal itu," ucap Gatot dalam rapat pimpinan TNI di Markas Besar TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (16/12).
Pernyataan Gatot guna menjawab arahan Presiden Joko Widodo yang meminta prajurit TNI tidak ikut terjun dalam politik praktis. Prajurit TNI diminta Presiden mendukung kebijakan politik negara.
(Baca Juga: Presiden Jokowi Ingatkan TNI tak Ikut Politik Praktis)
Presiden menegaskan, politik prajurit TNI adalah politik negara. Karenanya, TNI harus berpihak pada pemimpin negara.
"TNI hanya tunduk pada satu komando, tegak lurus dan loyalitas pada presiden sebagai pemimpin tertinggi TNI," kata Jokowi.