REPUBLIKA.CO.ID, DIYARBAKIR -- Pasukan keamanan Turki membunuh 54 pegaris keras Kurdi dalam gerakan besar membasmi pemberontak Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dari dua pusat kota pada Jumat (18/12).
"Sebanyak 54 teroris dibasmi," kata kantor berita Anatolia yang dikelola negara di Turki tenggara, kota Cizre dan Silopi.
Gerakan tersebut dimulai pada Selasa dengan 25 anggota kelompok keras tewas pada hari pertama. Namun, data terakhir menyebutkan jumlah korban lebih dari dua kali lipat.
Operasi besar, yang sekarang memasuki hari keempat dan dilaporkan melibatkan lebih dari 10 ribu tentara, dipusatkan di dua kota, Cizre dan Silope, keduanya didominasi kaum Kurdi di Provinsi Sirnak. Militer sudah lama memberlakukan jam malam di tempat itu. (Baca juga: Rampok Beraksi Saat Pegawai Membagikan Gaji, Rp 618 Juta Raib).
Pihak pemerintah menyatakan, operasi tersebut dibutuhkan untuk menumpas kelompok militan yang secara efektif mengambil alih dua kota melalui pembangunan berikade dan menggali parit. Namun, sejumlah aktivis Kurdi menuding aksi tentara dengan membebaskan hukuman dan mengubah sebagian besar wilayah perkotaan menjadi puing-puing.
Gambar lokasi tersebut menunjukkan bahwa tentara terlibat bentrokan dengan kelompok militan justru di jalan-jalan yang sepi. Cizre berpenduduk sekitat 100 ribu jiwa dan Silopi lebih dari 80 ribu jiwa. Operasi tersebut menandai eskalasi baru dalam lima bulan bentrokan dengan PKK sejak 2,5 tahun kegagalan gencatan senjata pada bulan Juli.
PKK secara nyata melancarkan pemberontakan terhadap pemerintah Turki pada 1984, yang diawali dengan perjuangan kemerdekaan Kurdi. Saat ini mereka menuntut otonomi lebih luas dan hak-hak etnis minoritas di negara itu diperluas.