REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Lebih dari sejuta pendatang dan pengungsi mencapai Eropa pada 2015. Termasuk lebih dari 970 ribu di antaranya menantang bahaya dengan menyeberangi Laut Tengah. Hal ini diungkapkan Badan Urusan Pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa (UNHCR), Selasa (22/12).
Data terbaru keluaran UNHCR dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mendaftar pengungsi itu, yang tiba di enam negara Eropa sejak 1 Januari, dengan jumlah terbesar, 821.008 orang, mendarat di Yunani.
Setengah dari jumlah pendatang yang menuju Eropa tahun ini adalah warga Suriah yang melarikan diri dari konflik dalam perang yang keji, kata UNHCR, dengan menekankan bahwa konflik telah menjadi penyebab terbesar krisis migran ini.
Setelah Yunani, tujuan terbanyak adalah Italia dengan kedatangan 150.317 orang yang mencapai negeri itu melalui perjalanan laut.
Urutan berikutnya adalah Bulgaria dengan kedatangan 29.959 orang, Spanyol dengan 3.845 orang, Siprus dengan 269 orang dan Malta 106 orang. "Kami menyadari bahwa migrasi tidak terelakkan, sangat diperlukan dan dirindukan," kata kepala IOM, William Lacy Swing.
"Tetapi tidak cukup hanya dengan menghitung mereka yang datang... kita juga harus bertindak," tambahnya, dengan menyerukan "jaminan keamanan, keselamatan dan pengesahan" migrasi bagi mereka, yang terpaksa meninggalkan tanah airnya.
Jumlah keseluruhan pendatang yang tiba melalui laut pada 201 adalah 219.000, demikian data di PBB.