REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Boni Hargens menilai perseteruan dua kubu kepengurusan Golkar yang ada saat ini sudah kadaluwarsa. Menurutnya, situasi yang berlangsung selama 2015 lalu telah sangat merugikan Golkar.
"Bakrie dan Agung sudah kadaluarsa, saatnya 2016 Golkar adakan Munas dan dipimpin tokoh muda yang visioner," katanya kepada Republika.co.id, Jumat (1/1).
Baca juga: JK Minta Kepengurusan Golkar Riau Diperpanjang
Boni menilai kalau dualisme kepengurusan Golkar terus berlarut, baik kekisruhan ini dimotori oleh kubu Bakrie atau Agung. Maka, menurut dia, Golkar saat ini sedang menggali kuburannya sendiri.
Masyarakat sudah memahami dua tokoh lama beserta kepengurusannya tersebut telah gagal dan tidak lagi tepat memimpin partai berlambang beringin ini.
"Mereka sudah kadaluawarsa," tegasnya.
Sebelumnya, dualisme konflik kepengurusan Golkar kembali memanas setelah sempat meredup dan muncul upaya islah. Kembali gaduhnya dualisme kepengurusan Golkar ini lagi-lagi tidak lepas dari peran Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Yasonna Laoly.
Menkum HAM mencabut SK kepengurusan Golkar kubu Agung, namun disaat yang sama tidak disertai SK penerbitan kepengurusan baru Golkar yang sah. Sedangkan bila merujuk putusan MA, kepengurusan yang sah kembali ke Munas Riau yang masa kepengurusannya pun telah berakhir pada 31 Desember 2015.