REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Barack Obama menyatakan kekhawatiran mereka bahwa ketegangan Iran dan Arab Saudi dapat mengancam tujuan kebijakan luar negeri lain seperti di Irak dan Suriah serta negara lain di kawasan.
Washington mengimbau Riyadh dan Teheran untuk menahan diri dan menghindari semakin memburuknya keretakan. Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat John Kirby mengatakan, AS tak ingin ada isu-isu lain yang terkena dampak ketegangan ini.
Pejabat mengatakan pemerintah tak ingin campur tangan tapi ingin memastikan upaya melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Irak dan Suriah serta upaya perdamaian di Yaman dan kesepakatan Nuklir tetap berlangsung.
"Itu sebabnya mengapa (kami) telah berkomunikasi dengan para pemimpin di sana, untuk mencoba memulai dialog atau memulai ulang sehingga kita bisa fokus pada isu-isu sangat mendesak lain di kawasan itu," ujar Kirby seperti dikutip AP, Selasa (5/1).
Kirby menambahkan menanggapi ketegangan Iran-Saudi, Menteri Luar Negeri John Kerry berbicara pada Ahad (3/1) berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif. Sedangkan pada Senin (4/1), berbicara dengan Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Kerry juga menurut Kirby berencana melakukan pembicaraaan dengan para pemimpin negara Sunni di kawasan Teluk seperti Bahrain, Kuwait, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman.
"Pada akhirnya, solusi untuk masalah di daerah ini harus datang dari para pemimpin di wilayah ini. Jadi sementara kami terus melakukan segala upaya untuk memfasilitasi dialog, penekanannya adalah pada kepemimpinan lokal untuk bekerja mengesampingkan perbedaan mereka dan menemukan jalan terbaik ke depan mengatasi ketegangan ini," kata Kirby.