REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu pemilik angkutan metro mini Azaz Tigor Nainggolan meminta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama terus melanjutkan upaya revitalisasi dan integrasi metro mini. Saat ini, ia menilai ada upaya penjegalan solusi yang ditawarkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI oleh oknum-oknum tertentu.
Salah satu masalah yang muncul adalah permintaan gaji supir metro mini sebesar Rp 8 juta yang dinilai Pemprov tidak masuk akal. Tigor mengatakan permintaan gaji yang begitu tinggi dari supir merupakan langkah penjegalan dari oknum-oknum yang tidak senang kalau kepengurusan metromini jelas. Sehingga, ia meminta Basuki atau Ahok tetap melanjutkan upaya revitalisasi dan integrasi.
"Saran saya sih ya Pak Ahok itu cuekin saja orang-orang yang bikin metro mini enggak benar. Jalan terus revitalisasi. Saya dukung perbaikan transportasi," katanya kepada Republika, Rabu (6/1).
Tigor menilai sebaiknya Ahok tidak memperdulikan sopir atau oknum mengaku sopir yang berusaha memperkeruh situasi. Ahok dinilai perlu tegas supaya layanan metro mini bisa lebih baik.
"Supir yang mau ikut ya ikut, kalau tidak mau ikut ya sudah. Jadi Ahok jangan pusing-pusing lah," ungkapnya.
Menurutnya, para sopir untung karena tidak kehilangan pekerjaan setelah metro mini nantinya direvitalisasi. Di sisi lain, ia mengimbau supaya Ahok melakukan revitalisasi tanpa melibatkan pengurus metro mini. Program revitalisasi dinilai perlu langsung diarahkan kepada para pemilik metro mini secara perorangan.
"Revitalisasi jangan lewat pengurus metro mini karena sudah tidak jelas," ucapnya.