Sabtu 09 Jan 2016 17:06 WIB

Uang Beredar Sempat Berkurang Tahun Lalu

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Mata uang rupiah
Foto: Republika.co.id
Mata uang rupiah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia mencatat perlambatan pertumbuhan uang yang beredar dalam arti luas (M2) pada November 2015 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi M2 tercatat sebesar Rp 4.451,6 triliun, tumbuh melambat menjadi 9,2 persen (yoy) dari 10,4 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Depatemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara mengatakan, perlambatan pertumbuhan M2 tersebut terjadi pada komponen M1 dan uang kuasi, sementara surat berharga selain saham terkontraksi lebih dalam.  

Komponen M1 tercatat sebesar Rp 1.051,3 triliun, tumbuh melambat dari 10,2 persen (yoy) pada Oktober 2015 menjadi 10,0 persen (yoy). “Perlambatan M1 tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan pertumbuhan uang kartal dari 9,8 persen (yoy) menjadi 7,9 persen (yoy), sementara simpanan giro rupiah meningkat,” jelasnya seperti dikutip dari halaman resmi Bank Indonesia, Sabtu (9/1).  

Sementara itu, posisi uang kuasi pada November 2015 tercatat sebesar Rp 3.385,4 triliun, tumbuh melambat dari 10,6 persen (yoy) pada Oktober 2015 menjadi 9,2 persen (yoy). Perlambatan tersebut terutama dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan simpanan berjangka dan simpanan giro valas.

Penghimpunan simpanan masyarakat di bank dalam bentuk dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami perlambatan. Pada November 2015 posisi DPK tercatat sebesar Rp 4.247,2 triliun, tumbuh melambat dari 9,0 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 8,0 persen (yoy). Perlambatan DPK terutama karena melambatnya pertumbuhan DPK valas.   

Perlambatan M2 juga dipengaruhi  oleh melambatnya pertumbuhan kredit dan aktiva luar negeri bersih. Posisi kredit pada akhir November 2015 tercatat sebesar Rp 3.977,3 triliun, tumbuh melambat dari 10,1 persen (yoy) pada Oktober 2015 menjadi 9,5 persen (yoy). Sementara itu, pertumbuhan aktiva luar negeri bersih melambat  dari 2,6 persen (yoy) pada Oktober 2015 menjadi 2,4 persen (yoy) pada November 2015.   

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement