REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Para perwakilan dari Afghanistan, Pakistan, Cina dan Amerika Serikat bertemu pada Senin (11/1) untuk mendiskusikan dihidupkannya kembali proses perdamaian Afghanistan yang macet dan mengakhiri pertempuran yang berlangsung hampir 15 tahun.
Para pejabat senior dari keempat negara itu bertemu di ibu kota Pakistan, Islamabad untuk meluncurkan sebuah usaha yang mereka harapkan akan mengarah kepada negosiasi dengan kelompok Taliban, yang bertempur untuk memberlakukan kekuasaan religius mereka dan tidaK diharapkan dalam pertemuan Senin.
Penasihat urusan luar negeri perdana menteri Pakistan, Sartaj Aziz, yang membuka pertemuan itu, mengatakan tujuan utamanya seharusnya untuk meyakinkan pihak Taliban untuk hadir dalam pertemuan dan mempertimbangkan untuk mengakhiri kekerasan.
"Karena itu penting persyaratan tidak disebutkan pada awal proses negosiasi. Kami berpendapat ini akan tidak produktif. Ancaman penggunaan aksi militer melawan mereka yang tidak mau berdamai tidak boleh mendahului penawaran untuk melakukan pertemuan dengan seluruh kelompok," ujarnya.
Wakil Menteri Luar Negeri Afghanistan Hekmat Karzai dan Menteri Luar Negeri Pakistan Aizaz Chaudry dipertemukan oleh Richard Olson, seorang wakil khusus dari Amerika Serikat untuk Afghanistan dan Pakistan serta Jenderal Anthony Rock, perwakilan tinggi pertahanan Amerika Serikat di Pakistan, begitu pula dengan duta khusus Cina untuk urusan Afghanistan, Deng Xijun.
Usaha-usaha perdamaian yang diperbarui datang di tengah meningkatnya kekerasan di Afghanistan, dengan tahun lalu menjadi yang terburuk dalam sejarah pasca ditariknya pasukan luar negeri pada akhir 2014.
Baca juga:
Suriah, Melanjutkan Hidup di Tengah Desing Peluru
PBB akan Tinggalkan Bantuan di Madaya, Suriah