Selasa 12 Jan 2016 23:46 WIB

Smartphone Beri Peluang Pemberdayaan Perempuan

Ponsel pintar
Foto: VOA
Ponsel pintar

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Penggunaan "smartphone" memberikan peluang pemberdayaan bagi perempuan karena bisa mengkonstruksi identitas dirinya sebagai subjek, kata dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Mite Setiansah.

"Melalui 'smartphone' perempuan tidak lagi hanya berposisi sebagai objek tetapi juga bisa menjadi subjek," kata Mite saat memaparkan disertasinya berjudul "Pemaknaan Smartphone oleh Perempuan Urban: Interaksi Gender, Kelas, dan Agama" di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (12/1).

Menurut dia, kehadiran "smartphone" dalam kehidupan telah melahirkan budaya baru dalam masyarakat termasuk bagi perempuan urban (kota). Alat komunikasi itu juga berpeluang melanggengkan konstruksi nilai dominan tentang perempuan.

"Smartphone bahkan bisa menjadi alat represi baru bagi perempuan. Namun demikian, menghindari penetrasi 'smartphone' dalam kehidupan sehari-hari saat ini bukan hal yang mudah," katanya.

Ia mengatakan "smartphone" telah mengaburkan batasan ruang publik dan domestik, produktif dan reproduktif, "work and pleasure time" yang selama ini sering membuat perempuan represi dan subordinasi.

Selain itu, perempuan juga bisa menyuarakan gagasan dan pikiran yang dalam situasi tertentu tidak selalu didengar di dunia nyata dan bisa memperoleh kesempatan untuk mengaktualisasikan diri, memperoleh posisi, serta berpartisipasi dalam praktik ekonomi, sosial hingga keagamaan secara leluasa.

"Smartphone telah membuka peluang yang luas bagi perempuan untuk memiliki keberdayaan," kata Mite.

Di sisi lain, kata dia, kehadiran "smartphone" menimbulkan beban tambahan bagi perempuan dengan sifatnya yang mengaburkan batasan ruang dang waktu. Praktik ekonomi yang dilakukan perempuan melalui "smartphone" saat ini telah menambah beban perempuan.

"Beban perempuan yang semula dikatakan hanya berkutat dengan sumur, dapur, dan kasur, dalam waktu bersamaan kini juga berurusan dengan 'order, transfer, deliver'," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement