Kamis 14 Jan 2016 18:02 WIB

Sampai Jumpa di Akhirat, Atlet Bandung Pamit Gabung Gafatar

Rep: c26/ Red: Friska Yolanda
Rohani memperlihatkan foto anak dan menantunya yang  hilang setelah bergabung dengan ormas Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/1).
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Rohani memperlihatkan foto anak dan menantunya yang hilang setelah bergabung dengan ormas Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara), Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jejak pergerakan organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Jawa Barat terus diselidiki aparat kepolisian. Laporan kehilangan anggota keluarga yang diduga bergabung dengan Gafatar kini mulai masuk ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono mengatakan telah mendapatkan laporan terkait orang hilang di wilayah Jawa Barat. Seorang atlet angkat berat bernama Fidya Kamalinda (18) diketahui tidak kembali ke rumahnya di Riung Permai, Kota Bandung.

"Diduga menjadi korban dan bergabung dengan Gafatar," kata Pudjo saat ditemui Republika.co.id di Mapolda Jawa Barat, Kamis (14/1).

Saat pamit pergi, Fidya meminta agar keluarga tidak mencarinya lagi. Fidya juga berkata nanti dia akan kembali berjumpa dengan keluarganya di akhirat.

"Artinya, kayak sudah mau pisah akidah. Nanti ketemu di akhirat saja," ujarnya.

Laporan ini baru saja diterima Polda Jawa Barat dan akan segera diproses terlebih dahulu. Polda Jawa Barat akan membantu menelusuri korban, tidak hanya di Bandung, tapi ke kota lainnya. Hal itu mengingat penyebaran Gafatar sudah menyasar ke seluruh wilayah Indonesia.

Selain Fidya, juga ada laporan kehilangan pria bernama Uci Sanusi, warga Kota Subang. Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kota Subang itu juga diduga bergabung dengan Gafatar.

"Ada laporannya juga hari ini (Kamis) atas nama Uci Sanusi, CPNS PHL PU Bina Marga Kota Subang. Diduga ikut Gafatar juga," ujarnya.

Namun, Pudjo enggan memberikan keterangan lebih lanjut karena masih memproses laporan dari keluarga korban. Pencarian terhadap keduanya akan terus dilakukan.

Diakui Pudjo, pencarian dan penyelidikan korban aliran sesat tidaklah mudah. Pasalnya, kebanyakan korban sudah dicuci otak dan mengaku keikutsertaannya atas dasar keyakinan pribadi.

Sebelumnya, Polda Jawa Barat juga sudah menerima laporan kehilangan tiga warga Kabupaten Garut yang diduga bergabung dengan Gafatar. Untuk mempermudah penelusuran, Pudjo meminta masyarakat agar aktif melaporkan jika ada orang sekitarnya yang hilang dan diduga bergabung Gafatar.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement