REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara Letjen (Purn), Sutiyoso membantah soal kabar badan intelijen AS (CIA) telah memperingatkan insiden teror di Jakarta.
Menurut mantan Pangdam Jaya itu, BIN tidak pernah menerima surat peringatan dari CIA terkait rencana serangan teror di perempatan Thamrin, Jakarta Pusat.
Bahkan, lanjut Sutiyoso, berdasarkan keterangan tiga orang perwakilan CIA di Indonesia, mereka tidak pernah mengetahui adanya serangan teror tersebut.
''Kabar itu tidak benar. CIA memiliki tiga orang perwakilan di sini, yang selalu berkomunikasi dengan kami, mereka juga tidak tahu,'' kata Sutiyoso kepada wartawan di Kantor BIN, Jalan Pejaten, Jakarta Selatan, Jumat (15/1).
Terkait kerja sama dan bantuan dari komunitas intelijen internasional, Sutiyoso menjelaskan, BIN selalu mengikuti perkembangan dan secara intensif menjalin kerja sama dengan badan intelijen berbagai negara.
Dalam setiap pertemuan komunitas intelijen tersebut, Sutiyoso mengakui, tema yang dibahas adalah kerja sama global dalam mengatasi terorisme.
''Karena terorisme itu sudah dianggap ancaman global. Kami pun terus bertukar informasi mengenai terorisme tersebut,'' ujar Sutiyoso.
Baca juga, Disebut Telah Peringatkan Warganya Sebelum Bom Sarinah, Ini Jawaban Kedubes AS.
Pertukaran informasi itu, lanjutnya, sempat dilakukan antara badan intelijen Uni Emirat Arab. Informasi itu terkait rencana serangan teroris pada 9 Januari silam. ''Semua penjagaan di objek-objek vital di perketat. Akhirnya tidak terjadi apa-apa,'' kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.