REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Crisis Center Kementerian Pariwisata (Kemenpar) melakukan langkah cepat untuk mengatasi efek teror bom yang terjadi pada Kamis (14/1) lalu di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, terhadap dunia pariwisata.
Setelah melakukan immdediate respons, saat ini tim crisis center Kemenpar berada di fase rehabilitasi. Masa tersebut berjalan mulai 17 Januari hingga 31 Januari 2016.
"Itulah yang sedang kami rehabilitas di mata dunia internasional," ujar Arief Yahya, Menteri Pariwisata, dalam keterangan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (18/1).
Sementara di awal Februari hingga tanggal 14 di bulan yang sama, tim crisis center akan melakukan tahap normalisasi. Tim akan memastikan dunia pariwisata Indonesia berlangsung normal.
"Ilmu ini penting, karena krisis bisa saja terjadi di mana saja, dan kapan saja. Kita tidak pernah meminta, tapi kalau dia datang kita wajib tahu, langkah apa saja yang harus dilakukan," ujar Arief Yahya.
Sebelumnya Menpar menyampaikan langkah-langkah yang dilakukan dalam mengatasi efek dari teror bom Sarinah.
Menurut Menpar, dalam suasana krisis ada tiga hal yang harus diantisipasi. Pertama adalah Emergency (E) yakni darurat, Urgency (U) dan Contingency (C) tanggap. Dalam kondisi kemarin pihaknya mengombinasikan tiga hal tersebut.
(baca: Ini Tahapan Crisis Center Kemenpar Atasi Efek Negatif Teror Bom)