REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Beberapa waktu terakhir, SGRC UI yang mengaku menawarkan jasa konseling untuk mereka yang gay atau lesbi menghebohkan media sosial. Ternyata, tak semua tahu keberadaannya.
Pembayun Fitriawan Pideksa, mahasiswa semester akhir di Universitas Indonesia (UI), menyatakan tidak mengetahui adanya lembaga konseling tersebut. "Wah, kalo SGRC apa lagi kalau berkaitan dengan LGBT saya malah nggak tahu. Baru tahu sekarang malah," kata Pembayun kepada Republika.co.id, Jumat (22/1).
Meskipun ia tidak mengetahui lembaga konseling tersebut, Pembayun tidak menampik kalau sejak lama komunitas gay di UI sudah terdengar. Ia banyak mendengar sejak sudah menjadi mahasiswa di UI, mereka yang gay selalu berada dalam satu komunitas.
"Selentingan dengar, tapi saya emang nggak pernah gubris. Tapi, itu komunitas gay memang sudah terdengar lama," tutur Pembayun. Mengingat tempat berkumpul mereka di dekat danau dan perpustakaan, menurut Pembayun, tidak mungkin ada di tempat terbuka.
"Biasanya mereka selalu dalam komunitas. Kalau komunitas, malah biasanya di dalam area perpustakaan yang ber-AC," ungkap Pembayun. Bahkan, ia menduga ada kemungkinan berkumpul di Starbucks area perpustakaan.
Pembayun mengungkapkan, biasanya mereka yang seperti itu hanya terbuka dengan sesama. Semenjak kuliah di UI, Pembayun belum pernah menemukan teman kuliahnya yang gay atau lesbi. Adanya komunitas tersebut di UI hanya ia ketahui kabarnya dari mulut ke mulut.
Adapun di kosan memang ada yang seperti gay, tapi mereka cenderung tertutup. "Yah, begitu mereka hanya terbuka dengan sesama. Saya tahu mereka gay juga dari orang lain," ujarnya.
Baca juga, Siapa Firmansyah, Sosok Aktivis Gay yang Mengaku Mendirikan SGRC.