REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) dinilai cukup mengkwatirkan. Namun bukan berarti masyarakat harus menjauhi para pelaku LGBT.
Saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/1), Ketua Umum Fatayat Nadhatul Ulama (NU) Anggia Ermarini berpendapat, tidak masalah jika masyarakat tetap berteman dengan para LGBT. "Kalau sedang sakit kita rangkul, kalau lagi butuh pekerjaan kita berikan. Kita tetap mempunyai kewajiban terhadap mereka sebagai sesama manusia," ucap dia.
Menurut Anggia, wajar jika orang tua mengkhawatirkan orientasi seksual anak-anaknya. Perilaku LGBT sangatlah pelik. Menurut Anggia, secara pribadi, pelaku LGBT adalah teman dan saudara, terlepas dari orientasi seksualnya.
"Asal mereka jangan promote (mendorong) dan mengajak orang untuk mempunyai orientasi seksual yang sama,” ujar dia.
Sebagian orang berpendapat perilaku LGBT adalah pemberian sejak lahir, sehingga mereka tidak bisa merubahnya. Namun, Anggia tidak yakin apakah memang orientasi seksual tersebut bisa berubah menjadi normal atau tidak.
Bagaimanapun, masih kata Anggia, mereka tidak dapat disalahkan selama tidak mengajak orang lain melakukan hal yang sama. Anggia mengatakan masyarakat harus lebih bijak memperlakukan mereka. Tidak dengan dimusuhi, tetapi dirangkul sebagai sesama manusia.