Selasa 26 Jan 2016 22:34 WIB

Gerhana Matahari 2016 Kesempatan Kembangkan Pariwisata

Gerhana Matahari
Gerhana Matahari

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Ketua Yayasan Cinta Bahari AntarNusa Raymond Lesmana, mengatakan fenomena alam Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi pada 9 Maret 2016 menjadi kesempatan untuk mengembangkan sektor pariwisata Indonesia termasuk yang ada di Nusa Tenggara Timur.

"Beberapa aspek penting dari GMT 2016 yang dapat dimanfaatkan yaitu aspek ilmiah penelitian, edukasi publik, dan aspek budaya. Aspek-aspek tersebut berdampak pada pariwisata daerah, sehingga perlu disikapi dengan cepat dan tepat," katanya di Kupang, Selasa (26/1).

Selain itu, menurut pemandu wisata pada setiap Sail Indonesia itu, momentum GMT pada Maret 2016 membawa hikmah bagi pengembangan faktor pendukung pariwisata seperti ketersediaan infrastruktur dan sarana prasarana penunjang menuju destinasi.

Karena infrastruktur jalan, telekomunikasi dan listrik dan sarana penunjang di daerah-daerah yang menjadi tujuan wisatawan ini sangat dibutuhkan, sehingga tidak menghambat atau bahkan mengurangi minat para pelancong.

Dalam konteks GMT nanti, para pemburu GMT seperti astronom, fotografer, dan ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan dari berbagai negara, telah merencanakan mengunjungi Indonesia, khususnya ke daerah yang dilintasi GMT 2016.

Sehingga akan banyak pelajaran penting yang bisa diambil dan disempurnakan untuk memberikan manfaat besar bagi Indonesia terkait mencerdaskan masyarakat serta meningkatkan pariwisata untuk memperkenalkan potensi budaya dan alam Indonesia kepada wisatawan.

"Ini kejadian yang sangat langka yang akan berlangsung hanya 2 menit saja, kalau kita sebelumnya bisa memborbardir imaginasi para wisatawan dengan promosi yang bagus, bagaimana kelangkaan ini, gejalanya apa, dan sebagainya pasti wisatawan akan datang dengan antusias dan gembira," katanya.

Padahal katanya dengan kekayaan alam yang luar biasa, Nusa Tenggara Timur diharapkan bisa berkembang sebagai industri Pariwisata dunia seperti di Bali.

"Apa yang menjadi nilai tambah NTT destinasi pariwisata yang banyak, misalnya Komodo dan Danau Kelimutu tiga warna tidak ada di tempat lain," katanya.

Untuk bisa mewujudkan itu, jelasnya, perlu peran beberapa pihak, seperti pemerintah daerah dan masyarakat sekitar. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah ketersediaan infrastruktur. "Harus bisa dikemas dengan baik, konektivitas mendukung infrastruktur dan juga hotel," ujarnya.

Pemerintah melalui program MP3EI 2011-2015 sebenarnya telah menempatkan Nusa Tenggara dan Bali sebagai pintu gerbang pariwisata. "Karena bagian dari MP3EI, SDM dibidang pariwisata harus bisa melayani, bahasa dan lainnya," katanya.

Menurut dia, hal yang menjadi salah satu faktor penyebab stagnasi perekonomian NTT seperti kurangnya perhatian yang serius dalam pengembangan potensi pariwisata, baik dari pemerintah daerah maupun pusat.

Perekonomian suatu daerah tidak akan bertumbuh dengan baik dan signifikan kalau tidak dibangun dari sektor unggulan yang akhirnya bisa menggerakkan sektor-sektor ekonomi lainnya. "Kami sendiri amat yakin , kalau sektor pariwisata di NTT yang amat potensial itu diurus dan ditata secara baik dan serius, maka dengan sendirinya pereknomian akan bertumbuh dengan baik," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement