REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menuding pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Ban Ki-Moon, dapat mengundang dan mempromosikan terorisme. Sebelumnya, Ban Ki-Moon menyatakan maraknya penusukan yang dilakukan warga Palestina terhadap warga Israel sebagai bentuk perlawanan.
Dalam pernyataannya itu, Ban Ki-Moon menyebut, apa yang dilakukan oleh warga Palestina tersebut sebagai bentuk perwujudan perasaan tertindas. Apalagi setelah Israel memutuskan untuk meningkatkan pembangunan pemukiman terhadap warga Israel di Tepi Barat.
Pemerintah Israel memang berencana membangun pemukiman khusus Yahudi di wilayah Palestina di Tepi Barat, yang berjumlah 150 rumah. Warga Pelstina yang berontak melancarkan serangan penusukan. Namun, berakhir dengan pembantaian warga Palestina secara tidak manusiawi.
Pada awal pekan ini, seorang gadis Palestina berusia 24 tahun diduga hendak melakukan penusukan petugas di Tepi Barat. Polisi Israel pun langsung menembak mati gadis Palestian tersebut.
Ini adalah insiden penusukan ketiga dalam 10 hari terakhir. ''Sebagai bangsa yang tertindas untuk sekian lama, itu adalah reaksi wajar yang diberikan terhadap pendudukan itu, yang dapat menjadi inkubator dari kebencian dan ekstrimisme,'' kata Ban-Ki Moon, beberapa waktu lalu.
Namun, pernyataan Sekjen PBB ini ditanggapi negatif oleh Netanyahu. Menurutnya, pernyataan dari Ban Ki-Moon itu terkesan mendorong, mempromosikan, bahkan cenderung memicu adanya tindakan terorisme, yaitu penusukan terhadap warga Israel oleh warga Palestina.
''Pernyataan yang dikeluarkan Sekjen PBB mendorong aksi-aksi teror. Tidak ada pembenaran apa pun yang bisa digunakan untuk sebuah aksi teror,'' kata Netanyahu seperti dikutip BBC, Rabu (27/1).