REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat H Muhammad Amin mengaku prihatin dengan fenomena lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) karena dinilai dapat merusak tatanan norma agama dan norma sosial di masyarakat.
"Terus terang kita patut prihatin dengan keadaan ini. Karena dari sisi norma agama dan sosial masyarakat ini sudah tidak sesuai," kata Muhammad Amin di Mataram, Rabu.
Amin menjelaskan, fenomena LGBT merupakan perilaku menyimpang yang harus dicari akar masalahnya, apakah terjadi secara alamiah atau karena akibat penyimpangan sosial. Karena, manusia terlahir dalam keadaan normal. Namun, akibat pengaruh lingkungan, gaya hidup dan longgarnya norma-norma yang ada, sehingga muncul prilaku tersebut.
"Ini fenomena yang harus dikaji, termasuk di NTB. Karena kecenderungannya juga meningkat," ujarnya.
Menurut dia, perilaku seperti ini bisa saja dicegah sejak dini. Terutama, dimulai dari lingkungan keluarga sebagai garis terdepan dalam pembentukan karakter. Selain itu, keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat, lembaga pendidikan di sekolah juga harus bisa mengambil peranan di dalam menangkal perilaku menyimpang.
"Ini bisa berkembang karena ada perubahan nilai-nilai di masyarakat, degradasi moral serta penurunan pemahaman tentang agama, maka keterlibatan semua pihak sangat dibutuhkan dalam mengatasi situasi ini," tegasnya.
Lebih lanjut, orang nomor dua di NTB ini, tidak sependapat jika ada pandangan bahwa LGBT berkembang karena HAM. Justru bagi Amin, HAM jangan disalahartikan sebebas-bebasnya. "Tidak ada HAM yang sebebas-bebasnya. Karena kita lahir di dunia ini sudah diikat norma agama, normal sosial, kebudayaan. Ini semua pengaruh luar, makanya diperlukan sebuah regulasi yang jelas," kata wagub.
Baca juga, Ada Pihak Asing di Balik Homoseksual di Indonesia. lg