REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Ketua Komisi VIII DPR RI Saleh Daulay mengatakan keberadaan Gerakan Fajar Nusantara di Indonesia dapat membahayakan kedaulatan NKRI karena memiliki tujuan untuk membentuk negara di dalam negara.
Hal itu ia sampaikan setelah melakukan pemantauan langsung dan mencari informasi akurat terkait keberadaan eks anggota Gafatar dan kondisi di tempat pengungsian dengan melakukan kunjungan kerja di Kalimantan Barat.
"Kita mencoba memantau langsung bagaimana penanganan terhadap pengungsi di Kalbar termasuk kendala teknis di lapangan yang ditangani Pemrov Kalbar," kata Saleh di Pontianak, Jumat (29/1).
Pihaknya juga ingin mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya di lapangan, baik dari pemerintah maupun dari TNI dan Kepolisian.
"Nantinya hal ini akan kita bahas di Jakarta, sehingga informasi yang kita dapatkan menjadi utuh, tidak simpang siur dan kita bisa mengambil langkah konkret untuk hal itu," tuturnya.
Pihaknya juga berharap agar dari informasi didapat itu bisa menjadi masukan bagi pemerintah pusat, dalam mengambil langkah konkret untuk ke depannya.
Saleh menambahkan, terkait keberadaan Gafatar, pihaknya secara khusus tidak melihat dari aliran kepercayaan yang dianut oleh para anggotanya, namun secara khusus pihaknya melihat eksistensi dari Gafatar itu, apakah menyimpang dari konteks NKRI.
"Dari hasil informasi yang kita dapatkan dari pemprov, TNI dan Polri Kalbar, ada beberapa hal yang menjadi fokus utama kita, karena ada rencana dari Gafatar yang membahayakan keutuhan NKRI. Salah satunya, mereka memiliki target tertentu untuk mendirikan negara di dalam negara,'' jelas Saleh menambahkan.