Ahad 31 Jan 2016 03:51 WIB

Ratusan Ribu Warga Italia Unjuk Rasa Tolak Legalisasi LGBT

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Indira Rezkisari
Ribuan warga Italia berunjuk rasa di Roma, Sabtu (30/1), menolak pengesahan legal LGBT. Mereka memanggul spanduk bertuliskan 'Ini Adalah Kesalahan Bahkan Jika Ini Dijadikan UU'.
Foto: Reuters
Ribuan warga Italia berunjuk rasa di Roma, Sabtu (30/1), menolak pengesahan legal LGBT. Mereka memanggul spanduk bertuliskan 'Ini Adalah Kesalahan Bahkan Jika Ini Dijadikan UU'.

REPUBLIKA.CO.ID, ROMA -- Ratusan ribu warga Italia menggelar unjuk rasa massal di Circus Maximus, Roma, dalam rangka mendesak pemerintah menghapus undang-undang yang melegalkan pengakuan atau pelegalan hukum bagi pelaku LGBT.

Undang-undang tersebut telah diajukan kepada parlemen pekan lalu dan akan diputuskan pada Februari. Namun, dalam menyikapi persoalan ini, sikap pemerintah Italia terpecah dan oposisi berharap pemerintah dapat membatalkan UU tersebut, seperti apa yang telah mereka lakukan pada masa lalu.

Para demonstran datang ke Roma dengan menggunakan kereta dan bus demi ikut serta dalam protes yang digelar di Stadion Balap Kuno yang terkenal di Roma. Imam Katolik Roma dalam kesempatan tersebut berpakaian serbahitam dan memainkan alat musik conga. Di sisi lain, anak-anak berlari mengelilingi arena tersebut.

''Kami ingin seluruh UU tersebut ditarik, tidak ada kalau dan tidak ada tapi-tapian,'' kata Simone Pillon, salah seorang penyelenggara protes, Ahad (31/1).

Simone mengaku marah dengan beberapa klausul dalam pasal-pasal di UU tersebut, yang akan memperbolehkan kaum gay mengadopsi anak-anak biologis dari pasangan mereka. Hal tersebut tentu menuai kritik karena mendorong adanya orang tua pengganti, yang dilarang di Italia.

''Kita tidak bisa membiarkan anak-anak menanggung keinginan atau paksaan dari orang dewasa. Anak-anak harus memiliki ayah dan ibu,'' ucap Pillon.

Melihat bagaimana polarisasi di bangsa tersebut, aksi pada Ahad terjadi sepekan setelah ribuan orang turun ke jalan di Italia untuk menerima tuntutan pengunjuk rasa mencabut RUU yang berhubungan dengan homoseksual dan heteroseksual.

Penyelenggara aksi mengungkapkan, dua juta orang bergabung dalam aksi di Circus Maximus. Meski polisi tidak memberikan perincian jumlah pengunjuk rasa, pemerintah kota setempat menyebutkan arena itu dapat menampung 350 ribu orang, dikutip Reuters.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement