REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Tri Wibawa mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap virus zika tetapi tetap waspada.
"Virus zika yang menyerang masyarakat Amerika Latin belum jelas identifikasinya di Indonesia. Perlu dikaji dulu apakah virus zika yang ada di Indonesia sama atau tidak dengan virus yang ada di Amerika Latin," katanya di Yogyakarta, Selasa (2/2).
Selain itu, kata dia, perlu dikonfirmasi lagi apakah kejadian mikrosefalus di Kolombia memang disebabkan oleh virus zika. Di Indonesia yang berbahaya adalah serangan demam berdarah. "Virus zika yang ditemukan di Indonesia bisa saja berbeda dengan yang ada di Amerika Latin. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terhadap virus tersebut. Manifestasi klinis akibat serangan virus zika pun tidak separah demam berdarah yang bisa mengakibatkan kematian," katanya.
Menurut dia, dari laporan terdahulu serangan virus zika tidak menyebabkan kematian. Gejalanya ditandai dengan demam, sakit kepala, nyeri persendian, terkadang disertai dengan muncul ruam-ruam merah dan peradangan pada mata.
Meskipun demikian, kata dia, masyarakat hendaknya tetap mewaspadai keberadaan virus zika karena Indonesia merupakan negara yang berpotensi terhadap serangan virus tersebut. "Virus zika dibawa nyamuk aedes aegypti yang banyak berkembang di wilayah tropis termasuk Indonesia sehingga kita juga perlu waspada," katanya.