REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dinilai menjadi tantangan terbesar bagi para siswa di Indonesia. Untuk itu, para siswa dirasa sangat perlu memiliki modal pribadi agar tangguh menghadapi tantangan global.
Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Fasli Jalal, menerangkan apa yang tertulis di Alqur'an dan Hadis, sudah menjelaskan modal penting dalam menghadapi berbagai tantangan global yang datang, yaitu pengembangan akal. Bahkan, ia mengatakan dilihat dari sejarah para ilmuwan, mereka berasal dari ulama-ulama, seperti ulama ahli astronomi, ulama ahli kedokteran dan ulama ahli fisika.
Hal itu, lanjut Fasli, menunjukkan kalau memang Alqur'an dan nabi-nabi telah mencontohkan untuk manusia dapat melakukan eksplorasi ataupun telaah-telaah dalam berbagai aspek. Sayangnya, keunggulan-keunggulan itu seakan kurang beranjak karena berkutat di akidah, syariah dan ahlak saja, dan kurang memperhatikan aspek pengembangan akal-akal manusia yang menjadi terkendala.
Fasli melihat, ketiga aspek itu seharusnya dapat disadari sebagai modal yang sangat penting bagi anak-anaj, untuk lebih maju dibandingkan siswa-siswa yang belajar di sekolah negeri dan swasta yang lain. Maka itu, ia berharap anak-anak di sekolah Islam dapat melihat aspek-aspek keunggulan itu sebagai modal, dan tidak lagi menjadikannya malah seperti kendala.
"Dengan modal Islam (Alqur'an dan Hadits) itu anak-anak di sekolah Islam sangat mungkin untuk lebih maju," kata Fasli kepada Republika.co.id di Jakarta, Sabtu (6/2).
Dengan tiga modal dan pengembangan akal, Fasli menilai para siswa sudah tidak perlu lagi merasa khawatir, untuk terus melangkah meraih kesuksesan. Mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu menambahkan, tiga modal dan pengembangan akal akan mampu bersaing mengadapi berbagai tantangan global, termasuk MEA yang ada di depan mata.