REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara Muhammad Helmi mengungkapkan sudah terjadi 150 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) berdasarkan data hingga Senin, (8/2).
Ia meminta masyarakat berperan aktif mencegah terus merebaknya nyamuk Aedes Aegypti. Helmi mengatakan dari 150 kasus itu, terjadi paling banyak di wilayah Kecamatan Koja (35 kasus).
Sedangkan kasus DBD terendah terjadi di Kecamatan Pademangan (delapan kasus). Sisanya ada di Kecamatan Penjaringan (32 kasus), Cilincing (31), Tanjung Priuk (26) dan Kelapa Gading (18). Ia belum bisa memberikan data secara rinci, namun ia mengaku telah terjadi peningkatan dibandingkan tahun lalu.
"Terjadi peningkatan (kasus DBD) tapi datanya perlu saya himpun lagi, tapi yang jelas ini memang ada peningkatan dari tahun lalu," katanya kepada Republika, Selasa (9/2).
Sebagai upaya menangani kasus DBD, ia akan lebih sering menggerakan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN). Kedua, mengecek lokasi-lokasi penampungan air. Ketiga, dilakukan fogging secara lebih fokus pada areal tertentu.
"Fogging fokus pada wilayah-wilayah yang banyak kasus DBD," ujarnya.
Sementara itu, ia mengimbau supaya masyarakat menjaga kebersihan di dalam dan di luar rumah. Kebersihan di luar rumah, kata dia dapat dimulai dari mencegah munculnya genangan air di barang-barang bekas dan pot tanaman.
Selain itu ia meminta para pemilik hewan peliharaan untuk memperhatikan kebersihan tempat minumnya. Di sisi lain, ia meminta masyarakat perlu memahami lokasi-lokasi dimana nyamuk kerap tinggal.
"Kalau di dalam rumah itu bersihkan dispenser, belakang lemari es, gantungan baju kotor di balik pintu dan tumpukan barang itu dihindari supaya nyamuk tidak sembunyi. Sebelum tidur itu semprot rumah pakai insektisida," ucapnya.