REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pesawat EMB-314 Super Tucano milik TNI Angkatan Udara jatuh di Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, pada Rabu (10/2) pagi. Diketahui pesawat jatuh saat melakukan test flight.
KSAU Agus Supriatna test flight lazim dilakukan setelah pesawat menempuh 300 jam terbang. Pesawat yang lepas landas dari Lanud Abdulrahman Saleh ini hilang kontak usai mengangkasa pada ketinggian 15 ribu kaki.
Setelah lepas landas dari Lanud, pesawat terbang hingga ketinggian 25 ribu kaki. "Profilenya adalah pada saat ketinggian 25 ribu kaki pesawat mencari kecepatan poin 56 mag number," jelasnya, Rabu (10/2).
Setelah itu pesawat turun pada ketinggian 15 ribu kaki. Saat menurunkan ketinggian ini, pilot Ivy masih mengontak menara pengontrol.
Di ketinggian ini pilot melakukan performance check seperti kemampuan aerobatik dan performance-performance lain yang dapat dilakukan Super Tucano.
Setelah berhasil mengecek performance, pesawat harus turun di ketinggian delapan ribu kaki. Di ketinggian delapan ribu kaki, Super Tucano harus melaksanakan profile brikutnya yaitu dive angle 30 derajat untuk mencapai kecepatan 320 knot.
"Sesuai prosedur ketika akan menuju 8 ribu kaki penerbang akan mengontak menara kontrol namun ternyata tidak ada kontak," katanya.
Setelah hilang kontak pada pukul 10.07, pesawat diduga langsung jatuh menghujam rumah warga dalam keadaan mesin menyala.
Agus belum dapat mengungkapkan penyebab jatuhnya pesawat karena hingga berita ini diturunkan pesawat masih dalam proses evakuasi.
Ia mengatakan penyebab kecelakaan dapat diselidiki setelah tim identifikasi berhasil mengangkat bangkai pesawat. Mereka akan memeriksa kondisi propeller, engine, dan fuel control unitnya.
"Dilihat dulu keterkaitan dari itu semua dan ada video recorder baru kita tahu apa penyebabnya," ujarnya.
Saat ini pihak TNI AU sudah membentuk tim identifikasi yang terjun ke lapangan dipimpin Marsekal Pertama Khairil Anwar. Kejadian ini, kata Agus, adalah insiden pesawat pertama yang melibatkan jenis super tucano.