REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kekuatan utama dunia pada Jumat (12/1) sepakat untuk rencana yang bertujuan memecah kebuntuan di Suriah. Mereka akan memperkenalkan penghentian bertahap permusuhan dan memberi akses bantuan kemanusiaan.
Hal tersebut merupakan cara untuk menciptakan kondisi untuk menghidupkan kembali pembicaran damai.
"Kami memiliki komitmen untuk sebuah proses yang jika bekerja akan mengubah situasi," kata seorang sumber diplomatik Barat.
Pengumuman ini datang setelah tentara Suriah yang didukung serangan udara Rusia memiliki kemajuan di provinsi Aleppo.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengakui rencana gencatan senjata adalah ambisius dan ujian sesungguhnya apakah pihak di tanah Suriah menghormati komitmen yang dibentuk. Namun, Kerry mengatakan, gencatan senjata tidak akan berlaku dengan kelompok militan ISIS dan al-Nusra.
Sebuah gugus tugas PBB juga akan dibentuk untuk memastikan akses kemanusiaan kepada semua pihak. Kerry membuat pengumuman bersama Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura.
"Ada alasan untuk berharap kami telah melakukan pekerjaan besar hari ini," kata Lavrov dilansir BBC News.