REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Puluhan hektare tanaman jagung di Kota Gorontalo gagal panen, akibat perubahan musim yang terjadi di daerah ini. Jance salah seorang ketua kelompok tani Jagung di Kota Gorontalo, mengatakan memang saat melakukan penanaman terhadap Jagung sedang musim hujan. Tetapi begitu benih tumbuh dan jagung berumur sebulan, hujan tidak turun selama beberapa pekan.
Saat tanaman jagung mulai berbuah, hujan kembali melanda wilayah Gorontalo dan sekitarnya. Namun dia mengatakan hal itu tidak dapat menyelamatkan komoditas tersebut, sehingga banyak yang gagal panen.
"Memang tanaman jagung kelihatan subur, namun buahnya sangat kecil dan tidak layak untuk dikonsumsi ataupun dikeringkan," kata Jance Jumat (12/2).
Suko Djafar salah seorang petani jagung di Kota Gorontalo mengatakan, sebagian besar tanaman jagung di daerah ini gagal panen, sebab buahnya kecil-kecil dan tidak berisi. Buah seperti itu menurut dia hanya layak untuk menjadi pakan ternak. "Banyak Jagung milik petani yang hanya dijadikan untuk pakan ternak seperti sapi dan kuda," kata Suko yang memiliki sekitar dua hektare lahan tanaman jagung tersebut.
Dia menjelaskan, saat musim tanam dilaksanakan oleh petani di Kota Gorontalo, sedang terjadi musim hujan. Namun begitu jagung mulai berbuah hujan tidak turun lagi selama beberapa pekan, sehingga tanaman kekurangan air.
Nurdin Ismail salah seolah petani lainnya mengatakan, hasil panen Jagung kali ini tidak bisa diharapkan, sebab hanya dijual untuk dijadikan pakan ternak kuda dan sapi. Mereka mengaku banyak yang mengalami kerugian bila dibandingkan biaya tanaman dan pemeliharaan dengan nilai jual.
"Kami tidak bisa berbuat banyak dalam menghadapi musim yang berubah-ubah di daerah ini," kata Nurdin. Dia menyebutkan biasanya setiap panen areal jagungnya bisa menghasilkan tiga hingga empat ton jagung kering, namun kali ini hanya jadi pakan ternak.