REPUBLIKA.CO.ID,TASIKMALAYA - Serangan monyet liar menjarah ladang kebun jagung milik warga Desa Mandalagiri, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Namun, intensitas serangan tersebut mulai mereda setelah petani memasang ranjau makanan dicampur racun jenis portas.
"Sebelumnya memang banyak monyet sering turun gunung memakan jagung di kebun milik warga. Tapi, sekarang sudah jarang," kata Kepala Desa Mandalagiri, Soleh, di Tasikmalaya, Kamis (24/2).
Selain menggunakan portas sebagai ranjau yang dicampur pada makanan, kata Soleh, para petani juga melakukan pengawasan siang dan malam. Mereka juga memasang alat bunyi-bunyian secara pararel untuk mengusir monyet.
Gerombolan monyet liar yang tidak dapat diprediksi kedatangannya itu membuat para petani sebelumnya kewalahan cara menghalau monyet agar tidak memakan jagung di perkebunan. Serangan monyet sudah terjadi tiga pekan terakhir dan telah menjarah sekitar dua hektare perkebunan jagung hingga para petani mengalami kerugian gagal panen.
Para petani, kata Soleh, akhirnya memasang berbagai jebakan diantaranya menyebar makanan yang dicampur portas agar monyet tidak menyerang lahan jagung yang ditanam di kawasan Pangaburan, kaki Gunung Galunggung. "Serangan monyet itu hanya di sekitar kaki Gunung Galunggung saja. Monyet itu mungkin lapar cari makanan, tapi mereka tidak menyerang penduduk," katanya.
Upaya menghalau serangan monyet dengan portas, kata Soleh, hasilnya cukup memuaskan dengan ditemukannya satu ekor monyet mati. Penjarahan setiap harinya pun berkurang.
Menurut dia, monyet liar yang berhabitat di hutan Gunung Galunggung itu mungkin merasa terancam dengan adanya jebakan makanan dicampur portas. Ini membuat penjarahan jagung menurun dalam beberapa hari terakhir.
"Kebun warga di sana itu berbatasan dengan hutan. Barangkali monyet itu lapar. Mungkin di hutan sudah tidak ada makanan, makanya jagung menjadi makanan monyet," kata Soleh.