REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, perilaku pelacur sama seperti koruptor. Ia menegaskan, dosa koruptor sama saja dengan pelacur.
Basuki atau biasa disebut Ahok mengatakan, masyarakat harus membuka matanya terkait pelacuran dan korupsi. Kata dia, masyarakat seharusnya bisa menilai secara objektif pelacur dan koruptor sama-sama menimbulkan dosa besar. Bahkan, menurutnya, dosa keduanya pun sama karena tidak memperhatikan yatim piatu dan fakir miskin.
"Jadi, kita masih yang fair saja, ngomong saja apa adanya lah. Kamu kalau jadi pelacur atau koruptor, dosanya sama nggak? Nggak perhatikan yatim piatu, telantarkan fakir miskin, dosanya sama nggak? Orang minta bantu, kamu nggak bantu, dosanya sama nggak? Sama masuk neraka (pelacur dan koruptor)," katanya kepada wartawan di Balai Kota, Senin (15/2).
Meski sempat mewacanakan adanya kawasan prostitusi, Ahok mengaku sulit merealisasikannya. Sebab, ia menyadari desakan masyarakat begitu kental untuk menentangnya sehingga ia berharap minimal kawasan prostitusi tidak menyebarkan penyakit.
"Jadi, bagi saya, ya sudahlah prostitusi yang penting kita nggak mau nyebarin penyakit. Banyak ibu rumah tangga kena HIV. Kita lagi tes berapa yang kena HIV karena kalau sudah kena AIDS, meninggal ini orang," ujarnya.
Sedangkan, terkait penertiban kawasan Kalijodo, ia menyatakan pendekatan bersifat agama baiknya menjadi prioritas. Ia menyadari, di kawasan Kalijodo ada sebuah masjid yang terbilang cukup besar.
"Kamu mesti pendekatan agama. Kamu lihat Kalijodo (punya) masjid segede gajah gitu yang bangunnya siapa? Jangan-jangan bos-bos situ juga ngumpulin duit, saya juga nggak ngerti," ucapnya.