REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tindak kekerasan dan perkelahian yang terjadi di kawasan Kalijodo, mayoritas dipicu minuman keras (miras). Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti dalam bukunya, 'Geger Kalijodo' mengungkap pertikaian biasanya terjadi karena masalah sepele.
"Sebagian besar keributan dipicu oleh masalah sepele. Berawal dari mabuk-mabukan, adu mulut, dan kemudian berujung pada perkelahian massal," tulis Krisna pada halaman 61, Selasa (16/2).
Krisna menulis pemicu keributan biasanya salah paham dan adu mulut. "Dan bensinnya adalah minuman keras. Tapi juga ada dendam dalam sekam persaingan antarkelompok," ucap dia.
Setelah mabuk itulah, kata Krisna, awal dari percecokan, pemukulan dan penganiayaan. Yang pada ujungnya masing-masing kelompok akan membawa front yang lebih besar.
"Apalagi masing-masing pihak sama-sama memiliki senjata tajam, dari tombak, panah, pedang samurai, badik," tambahnya.
Dalam buku yang merupakan hasil penelitiannya selama menjabat sebagai Kapolsek Metro Penjaringan itu, Krisna mengatakan karena perkelahian dipicu oleh minuman keras maka garis besar kebijakan Polsek pada saat itu melakukan razia miras. Karena itu penggerebakan secara berkala dilakukan kepada pedagang minuman keras tanpa izin.