REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Wakil Seksi Religi, Spiritualitas dan Psikiatri dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kejiwaan Indonesia/PDSKJI, dr Fidiansyah menegaskan perilaku menyimpang Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) murni sebuah penyakit.
Menurut Fidiansyah, ada empat hal yang mempengaruhi perilaku menyimpang tersebut, yakni faktor organo biologi, psikologi, social budaya dan sosial religius. “Jangan sampai ada slogan tolak LGBT tapi kita tolak legalisasinya,” kata Fidiansyah dalam 'Forum Diskusi Merangkul Korban, Menolak Legalisasi LGBT' di kantor Harian Umum Republika, Kamis (18/2).
Lulusan dari Universitas Indonesia dan Master of Public Health Universitas Gadjah Mada ini memberi tiga contoh kasus munculnya perilaku menyimpang LGBT. Kasus pertama adalah penyimpangan yang terjadi pada mereka yang awalnya normal namun menjadi menyimpang setelah adanya gangguan dari pihak luar.
Ia menceritakan ada seorang muslimah berkerudung, awalnya di merupakan wanita tulen, namun penyimpangan perilaku muncul setelah ia mengikuti kegiatan bela diri dan bermalam dengan guru beladirinya yang juga seorang perempuan.
Pada saat itu, ibu remaja tersebut tak sengaja memergoki anak dan guru tersebut melakukan perilaku lesbian. “Ketika menjadi tindakan dan kebiasaan akhirnya jadi lesbian. Jadi artinya dalam tumbuh kembang normal, bisa memang terjadi gangguan itu,” tuturnya.
Kasus kedua, sambung Fidiansyah, adalah kutub ekstrem kecil yang berasal dari faktor organos biologis. Salah satu contoh kasusnya adalah ketika ada seorang bayi laki-laki yang lahir dalam kondisi gagal ginjal.
Lantaran harus mengobati penyakitnya, bayi laki-laki itu sampai usia remaja melakukan pengobatan dengan obat yang secara tidak sadar merubah struktur hormonnya.
“Saat berusia 20 tahun, ia mengaku tidak menyukai perempuan, padahal banyak perempuan yang menyukainya. Setelah kita eksplorasi ternyata hormon lelakinya sudah menjadi nol,” ujarnya.
Kasus selanjutnya, adalah kesalahan yang dilakukan seorang dokter yang tidak menyadari jenis kelamin seorang bayi. Ketika seorang bayi laki-laki yang lahir dengan testis yang tersembunyi, sehingga ia secara tidak sadar tumbuh menjadi seorang wanita.
Saat berusia 23 tahun ia mengalami patah tulang dan ia harus melakukan sebuah operasi, dari situlah ia mengetahui bahwa ia dalah seorang laki-laki karena tidak memiliki rahim dan ovarium.