REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan bubur kertas dan kertas nasional Asia Pulp and Paper (APP) siap mengembangkan 500 Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dalam lima tahun ke depan. Masyarakat setempat diajak bekerja sama untuk menjaga lingkungan dari bahaya api.
"Begitu ditemukan ada titik apa di wilayahnya mereka diminta melapor dan segera ambil tindakan pencegahan," kata Head of Social & Security Sinar Mas Forestry, Agung Wiyono, di Jakarta, Kamis (18/2).
Dia menjelaskan, DMPA merupakan salah satu program yang melibatkan dan mengubah perilaku masyarakat dan desa-desa untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. "Program ini sebagai upaya memakmurkan desa-desa sekitar konsesi HTI (hutan tanaman industri) melalui program-program terintegrasi agroforestry," ujarnya.
Agung menerangkan, latar belakang yang mendasari pengembangan DMPA, yaitu berbagai gangguan ataupun ancaman terhadap kelestarian hutan, seperti kebakaran, perambahan, konflik lahan, pembalakan dan perburuan liar.
Menurut Agung, selama kurun waktu 2016-2020, pihaknya menargetkan sebanyak 500 desa bisa dikembangkan secara bertahap menjadi DMPA. Pada awal 2016 telah terbentuk 80 desa dan awal 2017 akan dikembangkan lebih luas lagi menjadi 120 desa. "Setiap tahun jumlahnya terus ditambah hingga menjadi 500 desa pada 2020," ucap Agung.
Terkait pendanaan untuk pengembangan DMPA, Direktur Sinar Mas Forestry, Elim Sritaba menyebutkan, dalam lima tahun program tersebut dianggarkan sebanyak 10 juta dolar AS atau sekitar dua juta dolar AS setiap tahunnya. "Besaran dana pengembangan per desa diberikan berbeda-beda tergantung analisis masyarakat," katanya.
Pengembangan DMPA tersebut akan dilakukan di lima wilayah yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Jambi dan Sumatra Selatan.