REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Perilaku lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) tidak sesuai dengan karakter pendidikan di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Rektor Unsoed, Achmad Iqbal mengatakan, mahasiswa Unsoed harus memiliki karakter seperti Jenderal Sudirman.
"Unsoed karakternya beda dengan perguruan tinggi yang lain," tegasnya, Senin (22/2).
Menurut dia, Jenderal Soedirman memiliki karakter pantang menyerah, jujur, apa adanya, membela yang benar, dan mengikuti peraturan yang berlaku. Oleh karena adanya perintah untuk tidak menerima perilaku LGBT di kampus, kata dia, Unsoed juga tetap menolak LGBT.
"Akan tetapi sebagai pribadi, kita menghargai, menghormati sebagai manusia, hak asasi. Tapi jangan sampai perilaku itu (LGBT, red) dibudayakan di kampus," katanya.
Terkait dengan hal itu, dia mengaku telah mengundang perwakilan mahasiswa untuk menyampaikan bahwa mereka kuliah di kampus yang mengimplementasikan karakter Jenderal Soedirman sehingga berbeda dengan kampus-kampus lainnya. Dengan demikian, kata dia, mahasiswa Unsoed tidak boleh menyimpang dari peraturan-peraturan yang berlaku.
Iqbal mengatakan bahwa berdasarkan pantauan, hingga saat ini Unsoed masih aman atau belum ada pengaruh perilaku LGBT di kampus. "Apalagi saya minta teman-teman yang aktif di organisasi kemahasiswaan untuk mendeteksi secara dini. Jangan sampai terpengaruh oleh kegiatan-kegiatan itu," katanya.
Bahkan, pihaknya meminta para dosen untuk menyampaikan permasalahan tersebut paling tidak dalam waktu lima menit pertama sebelum memberikan kuliah. "Apalagi sekarang Unsoed menempati rangking ke-16 dari 3.320 perguruan tinggi berdasarkan penilaian Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi," katanya.