REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Seekor ular piton karpet sepanjang tiga meter menyerang seorang bocah berusia enam tahun saat ia tidur di kota Macksville, pesisir New South Wales.
Ibu anak itu yang bernama Tammy, terbangun karena teriakan menakutkan dan berlari ke kamar tidur lalu menemukan ular melilit perut anaknya, Tyler.
"Rasanya seperti mimpi buruk. Saya melihat wajahnya dan darah dan matanya masih tertutup jadi saya pikir ia tak benar-benar terjaga," ungkapnya.
Anak laki-laki itu telah digigit beberapa kali di tangan dan wajahnya oleh piton tak berbisa.
"Saya harus menarik Tyler dari tempat tidur tapi ia tersangkut Saya harus menggulungnya, kemudian menariknya. Saya mencoba memeriksa dia, tapi si ular tak membiarkan saya menyentuh Tyler," kata Tammy.
Seorang juru bicara Dinas Kesehatan di wilayah itu mengatakan, Tyler dirawat di Rumah Sakit Distrik Macksville tepat setelah tengah malam pada 19 Februari, dan dipindahkan ke Rumah Sakit Coffs Harbour.
Ia boleh pulang pagi itu dan dinyatakan baik-baik saja setelah insiden tersebut. Seorang teman keluarga membunuh ular itu segera setelah Tyler digigit.
Ahli reptil Mark Sanders mengatakan, serangan itu sangat langka dan bukan perilaku lazim dari ular piton.
"Ia adalah anak yang paling tak beruntung. Mereka bukan binatang agresif. Mereka cukup enggan menggigit bahkan ketika diprovokasi. Mereka berburu lewat bau dan panas jadi mungkin ia merasakan sedikit panas dan melakukan kesalahan," jelasnya.
Penelitian telah menunjukkan populasi piton karpet menjadi tinggi di banyak daerah perkotaan, di mana mereka melahap mamalia kecil seperti tikus dan possum.
"Mereka begitu pemalu, orang tak menyadari mereka ada di sana," kata Mark.