Kamis 25 Feb 2016 13:07 WIB

Satpol PP Depok Antisipasi Kiriman PSK dari Kalijodo

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Angga Indrawan
Pekerja Seks Komersial (ilustrasi)
Foto: huffingtonpost.com
Pekerja Seks Komersial (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemkot Depok mengantisipasi kemungkinan perpindahan Pekerja Seks Komersial (PSK) Kalijodo ke Kota Depok. Antisipasi dilakukan dengan menempatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol) Pemerintah Kota (Pemkot) Depok di sejumlah tempat dan merutinkan razia.

"Kami akan lebih meningkatkan pengawasan dan razia PSK," kata Kepala Satuan (Kasat) Satpol PP Pemkot Depok, Nina Suzana di Balaikota Depok, Jawa Barat (Jabar), Kamis, (25/2).

Menurut Nina, pihaknya akan bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos), Polri dan TNI. "Ada kemungkinan eksodus PSK Kalijodo. Makanya kami gencar razia," tegasnya.

Diutarakan Nina, Peraturan Daerah (Perda) Pemkot Depok melarangan adanya kegiatan prostitusi. "Kami akan menindak tegas dan akan diproses hukum setiap orang yang memberikan tempat untuk prostitusi dan PSK," terang Nina.

Namun berdasarkan pemantauan Republika, secara kasat mata, kegiatan prostitusi di Kota Depok cukup marak baik terang-terangan maupun terselubung. Kegiatan prostitusi secara terang-terangan banyak terdapat di sejumlah kafe dan warung remang- remang di sebuah lahan kawasan Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Harjamukti, Cimanggis, Kota Depok.

Di kawasan yang hampir mirip kawasan Kalijodo ini setiap malamnya, mulai pukul 19.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB dini hari, terdengar hingar bingar musik house dangdut koplo dengan menjajakan minuman keras (miras) serta menyiapkan fasilitas kegiatan PSK dan maraknya peredaran narkoba.

Puluhan kafe dan warung remang-remang yang telah berdiri liar sejak puluhan tahun silam ini seperti tak tersentuh. Sudah cukup lama Pemkot Depok tak mampu melakukan penindakan dan penutupan kawasan yang menempati lahan yang tak jelas kepemilikannya.

"Kami akui kesulitan menindak tegas dan menutup secara permanen karena ada beberapa faktor penyebab, salah satunya kawasan ini berada di perbatasan Depok dan Jakarta Timur," jelas Nina.

Selain itu lanjut Nina, yang menjadi kendala lainnya yaitu kegiatannya juga berkedok kafe dan warung makan. "Ini yang sulit memberantasnya, karena kedoknya rumah makan. Beda dengan lokalisasi lain yang secara terang-terangan menyediakan PSK," tuturnya.

Selain di kawasan tersebut, berdasarkan pemantauan Republika, kegiatan prostitusi terselubung juga terdapat di tempat-tempat lain yang tersebar Kota Depok dan yang paling mencolok di tempat-tempat karaoke keluarga yang ada di Kota Depok. Selain peredaran miras, juga ada kegiatan prostitusi dengan menyediakan wanita-wanita berpakaian seksi sebagai pemandu lagu. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement